Minggu, 28 April 2024

Indonesia Berkebun Ajak Masyarakat Tanam Sayuran Lokal Selama Pandemi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Menanam kangkung di baskom. Foto : Pertanianku

Komunitas Indonesia Berkebun yang bergerak di bidang pertanian kota atau “urban farming” mengajak masyarakat di setiap daerah agar mulai menanam berbagai macam sayuran lokal selama pandemi Covid-19 untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar.

“Kami sarankan sayuran yang banyak disukai masyarakat atau sayuran lokal untuk ditanam di pekarangan rumah,” kata Winartania, pegiat Indonesia Berkebun melalui konferensi video di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Sayur lokal seperti bayam, daun pepaya jepang dan kangkung, kata dia, merupakan contoh sayuran yang cukup banyak digemari oleh masyarakat sehingga bisa dijadikan sebagai tanaman utama apabila menerapkan “urban farming” di saat pandemi Covid-19.

Apalagi, ujarnya, tanaman lokal seperti bayam, pepaya jepang dan kangkung tadi cukup mudah untuk ditanam terutama di pekarangan rumah yang serba terbatas. Selain itu, sayuran tersebut juga bisa bernilai ekonomis apabila kebutuhan rumah sudah terpenuhi.

“Kalau hasil berkebun sudah mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga maka kelebihannya bisa kita jual kepada tetangga,” katanya.

Kemudian agar tanaman tersebut tumbuh dengan subur, ia menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan aneka sampah organik rumah tangga sebagai pupuk tanaman itu.

Selama pandami Covid-19 cukup banyak orang yang bertanya bagaimana cara berkebun. Sebab, saat ini masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga ingin mencari kesibukan dan tetap bisa produktif.

“Jadi mereka bingung kalau mau belanja ke luar harus pikir-pikir dulu sehingga banyak yang mulai tertarik mencoba bertanam di rumah,” katanya.

Selain itu, bagi masyarakat yang ingin berkebun di pekarangan rumah juga harus memerhatikan sinar matahari. Sebab, ujar Winartania, tanaman tersebut setidaknya membutuhkan paparan sinar matahari selama enam jam per hari agar tumbuh subur.

“Kebanyakan sayuran itu butuh sekitar enam jam, terutama saat pagi hari,” katanya.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
33o
Kurs