Peringatan Hari Disabilitas Internasional diperingati setiap 3 Desember, yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan masyarakat soal disabilitas, agar wawasan masyarakat tentang penyandang disabilitas tak sekadar stigma belaka.
Masyarakat perlu mengetahui bahwa disabilitas juga memiliki martabat, hak inklusif, dan kesejahteraan. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 200 juta sekian, Indonesia tentu melahirkan sebagian anak bangsa dengan meyandang disabilitas.
Sesuai data SIMPD Kemensos, Jawa Barat menjadi Provinsi yang memiliki data disabilitas terbanyak se Indonesia dengan jumlah 13,02 persen sedangkan Papua menjadi wilayah yang minim data disabilitas dengan presentase 0,6 persen.
Hal ini menandakan kewajiban negara untuk turut membangun fasilitas publik yang inklusif dan ramah bagi disabilitas, seperti akses trotoar bagi disabilitas, sekolah dengan jalur khusus disabilitas, taman ramah disabilitas dll.
Seiring kemajuan peradaban, para pemegang otoritas kini mulai berperan dalam menciptakan ruang bagi disabilitas sebagai upaya untuk merangkul dan melindungi sesama.
Salah satu contoh ruang kemanusiaan bagi disabilitas adalah Olimpiade Asian Para Games, yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga internasional secara kompetitif.
Perhelatan Asian Para Games pertama kali digelar pada 2010 di Guangzhou Cina, dan pada 2018 Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade Asian Pada Games.
Sebagai tuan rumah dan berhasil finish di posisi ke empat, tentunya Indonesia memiliki para pahlawan yang telah berjuang mengharumkan nama bangsa pada perhelatan pesta olahraga itu.
Siapa saja nama-nama atlet disabilitas Indonesia itu, dan bagaimana kisahnya dalam berjuang di perhelatan olahraga internasional? Berikut di antaranya:
1. Stephanie Handojo
Stpehanie Handojo merupakan atlet renang yang mulai muncul ke permukaan sejak mengikuti ajang Special Olympics World Summer Games tahun 2011 yang berlangsung di Athena, Yunani.
Down Syndrome yang dialaminya sejak lahir menjadikan Stephanie Handojo memiliki daya juang yang tangguh.
Tentu perjalanannya menjadi seorang atlet tidaklah mudah, dia harus banyak menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Pada Special Olympics Worls Summer Games 2011 ia berhasil meraih emas di cabang olahraga renang.
2. Jendi Panggabean
Merupakan atlet difabel dengan cabang olahraga yang sama dengan Stephanie, yakni atlet renang.
Jendi berhasil memperoleh medali emas pada perlombaan renang 200 meter dalam waktu 2 menit 33,37 detik dalam Asean Para Gmes yang dilangsungkan 2017 silam.
3. Muhammad Bejita
Satu lagi atlet difabel Indonesia di cabang renang ini bernama Muhammad Bejita yang mulai dikenal luas pada Asian Para Games 2018.
Dia berhasil meraih emas untuk kategori renang 100 meter gaya punggung dalam waktu 1 menit 3,6 detik dan renang 50 meter gaya bebas dalam waktu 25,98 detik.
4. Ni Nengah Widiasih
Ni Nengah Widiasih, perempuan tanggung asal Bali ini turut mengharumkan nama Indonesia di berbagai kejuaraan Internasional.
Dengan cabang lomba angkat berat, Ni Nengah Widiasih turut menghapus stigma bahwa difabel terkurung oleh keterbatasan.
Akan tetapi Ni Nengah Widiasih berhasil menghapusnya dengan menjadi atlet angkat berat di atas kursi roda.
5. Dimas Prasetyo
Selanjutnya ada Dimas Prasetyo yang menjadi atlet bulu tangkis dan membawa nama Indonesia ke kancah dunia dalam ajang Special Olympics Wolrd Summer Games 2015 di Los Angeles dengan memperoleh 3 medali emas.
Karena mengidap tunagrahita, Dimas memiliki kemampuan kognitif yang kurang, akan tetapi hal itulah yang berhasil membawanya hingga ke perhelatan olahraga internasional.(wld/ipg)