Sabtu, 25 Mei 2024

Kombucha Bisa Turunkan Kadar Glukosa pada Penderita Diabetes Tipe 2

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Teh Kombucha : Foto Antara

Hasil penelitian terbaru mengungkap, individu dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi teh fermentasi kombucha selama periode empat minggu, menunjukkan penurunan kadar glukosa darah puasa.

Hasil temuan uji klinis yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kesehatan Universitas Georgetown, Universitas Nebraska-Lincoln, dan MedStar Health pada 12 orang menunjukkan potensi intervensi nutrisi yang dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.

“Beberapa penelitian kombucha di laboratorium dan hewan pengerat menunjukkan harapan dan satu penelitian kecil pada orang tanpa diabetes menunjukkan kombucha menurunkan gula darah, tetapi sepengetahuan kami ini adalah uji klinis pertama yang memeriksa efek kombucha pada penderita diabetes,” kata Dan Merenstein dari Fakultas Kesehatan Universitas Georgetown dilansir Antara, Selasa (1/8/2023).

Kombucha merupakan teh yang mengalami proses fermentasi dengan bantuan bakteri dan ragi, dan telah dikonsumsi sejak tahun 200 SM di China. Namun, popularitasnya di Amerika Serikat baru muncul pada tahun 1990-an.

Kombucha tampaknya menurunkan kadar glukosa darah puasa rata-rata setelah empat minggu dari 164 menjadi 116 miligram per desiliter, dibandingkan dengan tindakan medis di waktu yang sama.

Pedoman dari American Diabetes Association merekomendasikan kadar gula darah sebelum makan harus antara 70 hingga 130 miligram per desiliter.

Para peneliti juga melihat susunan mikro-organisme yang memfermentasi kombucha untuk menentukan bahan mana yang mungkin paling aktif. Mereka menemukan bahwa minuman itu terutama terdiri atas bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, dan sejenis ragi yang disebut Dekkera, dengan masing-masing mikroba hadir dalam ukuran yang hampir sama, temuan itu dikonfirmasi dengan pengurutan gen RNA.

“Diperkirakan 96 juta orang Amerika memiliki pradiabetes dan diabetes itu sendiri adalah penyebab kematian kedelapan di AS serta menjadi faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal,” ucap Chagai Mendelson pimpinan penulis. (ant/dvn/saf/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Sabtu, 25 Mei 2024
26o
Kurs