Jumat, 27 Juni 2025

Penyakit Jantung Tidak Terdeteksi Biasa Terjadi pada Wanita, Dokter Minta Kenali Gejala

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Dokter Parama Gandi Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah saat memaparkan serangan jantung ketika olahraga, Selasa (8/5/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Penyakit jantung salah satu yang menyumbang angka kematian tinggi di Indonesia. Menurut dokter, seringkali tidak terdeteksi pada wanita dibandingkan laki-laki.

Dokter Parama Gandi Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah menyebut, penyebab penyakit jantung terlambat terdeteksi pada wanita karena jarang merasakan rasa sakit.

“Ternyata, wanita itu kalau serangan jantung, lebih kuat menahan sakit. Lingkungan menganggap kalau wanita mengeluh itu berlebihan,” kata Dokter Rama saat memaparkan materi gagal jantung saat berolahraga di National Hospital Surabaya, Selasa (7/5/2024).

Fenomena ini bahaya, lanjutnya, karena serangan jantung butuh waktu sangat cepat untuk mematikan penderitanya.

“Serangan jantung itu secepat itu, sebanyak itu,” katanya lagi.

Serangan jantung atau penyumbatan pembuluh koroner paling tinggi, disusul aritmia atau gangguan irama jantung, kemudian gagal jantung.

Tren penderita yang dulu usia tua 60 hingga 70 tahun, sekarang mulai bergerak ke anak muda karena gaya hidup ketenangan atau serenity lifestyle.

“Konsumsi garam, gula, terlalu tinggi, lalu duduk aja, nonton film, makan keripik. Ada pasien usia 60-70 tahun gak pernah kenapa-kenapa, cuma sesak, ternyata jantungnya sudah bengkak,” bebernya lagi.

Beberapa gejala penanda yang harus dikenali, lanjut Parama, nyeri dada hilang timbul, sesak napas, berdebar saat jalan meski baru jarak dekat, dan beberapa kali pingsan.

“Atau cek denyut nadi selama 30 detik, hasilnya kalikan dua, jika jumlahnya kurang dari atau lebih dari antara 60-100, berarti ada sesuatu, atau kalau tempo gak beraturan juga,” terangnya lagi.

Parama juga menyarankan untuk tidak mudah ikut tren olahraga yang sedang ramai tanpa mengecek kesehatan tubuh terlebih dulu.

“Olahraga ngetren biasanya kita ikut, kita gak tahu bisa apa gak. Lalu tidak merokok, dan olahraga rutin sesuai kemampuan,” tandasnya. (lta/ipg)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Jumat, 27 Juni 2025
27o
Kurs