
Psikolog memberikan rekomendasi pada orang tua untuk menerapkan aturan yang tepat pada anak yang gemar bermain gim online.
“Gim online atau produk elektronik yang lain memiliki dampak yang serius bagi beragam aspek perkembangan anak sejak dini, terutama jika terpapar secara berlebihan dan tidak sesuai usia,” kata Gisella Tani Pratiwi psikolog anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia.
Dilansir dari Antara pada Selasa (5/8/2025), Gisella mengatakan, orang tua perlu menyesuaikan aturan bermain gim online dengan waktu untuk belajar agar seimbang. Aturan tidak hanya mencakup soal waktu tetapi juga jenis permainan yang diperbolehkan.
Dari jenis permainan, berdasarkan American Academy of Pediatrics (AAP), Gisella mengatakan usia 18 ke bawah tidak dianjurkan untuk memiliki waktu menatap layar (screen time) atau penggunaan layar elektronik termasuk televisi, karena membahayakan perkembangan kemampuan berinteraksi sosial maupun stimulasi fisik.
Masuk ke usia 18 bulan sampai 2 tahun, waktu screen time dibatasi hanya dengan media edukasi dan bimbingan orang tua maupun video chatting.
Pada usia 2-5 tahun, disarankan anak tidak memainkan gim lebih dari satu jam per hari untuk materi non-edukasi karena screen time yang berlebihan akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan bahasa, kemampuan berpikir, dan perkembangan sosio emosional.
Usia 5-12 tahun waktu bermain gim tidak lebih dari 2 jam per hari di luar tugas sekolah.
“Penting untuk menyeimbangkan screen time dengan aktivitas fisik maupun interaksi sosial secara langsung,” ucap dia.
Memasuki usia remaja yakni kurang lebih 13 tahun ke atas, Gisella menekankan perlu kesepakatan untuk mengelola screen time dan adanya rasa tanggung jawab untuk itu.
“Jika pada usia sebelumnya, anak menjalani pengaturan yang konsisten seperti yang disebutkan sebelumnya, maka kemungkinan besar anak remaja tidak terlalu bergantung pada screen time termasuk gim online dan perlu ditambah pengayaan dan diskusi mengenai materi-materi yang aman dikonsumsi dan mengembangkan kemandirian dan skill pengelolaan diri untuk menggunakan media secara efektif,” katanya.
Seiring bertambahnya usia anak diharapkan mendapatkan bimbingan untuk menyeimbangkan dengan kegiatan sosial, fisik, serta keterlibatan dengan keluarga atau pihak lain yang dipercayanya.
Dalam hal ini orang tua atau anggota keluarga lain perlu menjadi teladan yang menampilkan perilaku baik dan sesuai dengan aturan yang sudah disepakati. Komunikasikan aturan sesuai perkembangan bahasa dan kemampuan berpikir anak mengenai pentingnya mengelola waktu bermain gim online.
Gisella menyatakan bahwa kuncinya terletak pada pemberian pemahaman terus menerus agar anak dapat mengerti dampak baik dan buruknya. Hal ini amat penting untuk menyiasati agar anak tidak ketergantungan gim online mengingat dampak psiko-sosialnya yang besar.
Di samping adanya aturan yang berlaku, keluarga perlu mencari alternatif kegiatan yang menarik untuk anak.
Namun jika anak menunjukkan adanya adiksi bermain gim dan melanggar aturan yang sudah disepakati bersama, ia menyarankan agar anak dijauhkan dulu dari permainan tersebut. (ant/ata/saf/ipg)