
Setelah satu dekade menanti, Silampukau akhirnya kembali dengan karya baru bertajuk Stambul Arkipelagia: Vol. 1. Dirilis pada 16 Mei 2025. Album ini menjadi bagian awal dari rilisan bertahap album penuh Stambul Arkipelagia, yang secara keseluruhan akan memuat 12 lagu.
Alih-alih merilis album sekaligus, Silampukau memilih strategi bertahap. “Memang sengaja sepertiga awal dulu yang dirilis. Biar geregetnya dapet. Kayak nonton series. Kita nikmati pelan-pelan, bareng-bareng,” ujar Kharis Junandharu, salah satu pentolan Silampukau, seperti dalam keterangan tertulis, Jumat (16/5/2025).
Album ini menawarkan pengalaman musikal yang tak biasa. Stambul Arkipelagia adalah sebuah narasi fiksi tentang negara-bangsa imajiner bernama Arkipelagia—sebuah negeri maritim penuh gejolak yang hidup di antara masa lalu dan masa depan. Arkipelagia menjadi simbol distopia yang terasa dekat namun tetap absurd, sebuah tempat yang “senantiasa berada di ambang kenyataan dan khayalan”.
Vol. 1 sendiri memuat lima komposisi yang menggambarkan kisah-kisah kelam dari negeri tersebut. Ada cerita tentang pasangan gelisah yang mencemaskan masa depan anaknya, petani yang bergulat dengan paceklik panjang, dodoi pengantar tidur untuk bayi-bayi dari Jurang Kemiskinan, hingga sebuah kidung legenda yang kerap dilantunkan saat ada kerabat yang hilang secara misterius.
“Pada masa-masa seperti ini, harga untuk bertahan di realisme–sebagaimana yang kami lakukan pada album yang lalu–menjadi terlalu tinggi. Jadi, selain berupaya untuk menjadi antitesis dari karya kami sendiri, anggap saja karya fiksi ini sebagai benteng terakhir kami untuk menjaga kesehatan jiwa,” jelas Kharis soal perubahan haluan tematik dalam karya terbaru mereka.
Tak hanya secara konsep, Silampukau juga berubah secara format. Dari yang semula dikenal sebagai ‘duo kepodang’, kini mereka hadir sebagai Orkes Silampukau. Perubahan ini ditandai dengan bergabungnya sejumlah personel baru seperti Rhesa Filbert (bass), Prasimansyah (drum), dan Ariefin “Mr. Piano Man” (keyboard).
“Menjadi orkes sebenarnya adalah impian lama. Lagipula, pada faktanya kami juga jarang sekali perform dengan format duet. Keping-keping puzzle dari impian lama itu akhirnya saya temukan secara tidak sengaja–nyaris seperti takdir–dalam penggarapan album terbaru ini. Apa lah kuasa saya untuk menolak takdir ini,” imbuh Kharis.
Stambul Arkipelagia: Vol. 1 diproduksi oleh Moso’iki Records dan Stoopa Music, dengan keterlibatan musisi-musisi ternama seperti Dika Chasmala (biola), Bhagus Subadie (foley artist), serta Tommy Respati yang duduk sebagai produser. Proses mastering ditangani oleh Barry Junius dari Studio Prapen. Album ini sudah tersedia dan bisa didengarkan di berbagai platform digital sejak 15 Mei 2025.(iss)