
dr. Yohannes Fong. Sp. And., dokter spesialis andrologi, mengatakan ada hubungan erat antara kebiasaan merokok dan risiko disfungsi ereksi pada pria. Ia menekankan bahwa perokok bukan hanya berisiko mengalami gangguan fungsi seksual, tetapi juga menghadapi ancaman penyakit jantung di kemudian hari.
“Laki-laki perokok berisiko 2,5 kali lebih besar mengalami disfungsi ereksi dibandingkan yang tidak merokok. Bahkan, kondisi ini bisa menjadi tanda awal munculnya penyakit jantung lima hingga sepuluh tahun kemudian,” ujarnya dalam seminar bertajuk “Bahaya Rokok dan Upaya Berhenti Merokok” yang diadakan oleh klinik Widjaja Asthama Centre (WAC) di Surabaya, Jumat (15/8/2025).
Acara ini membahas dampak rokok dari berbagai aspek, mulai dari kesehatan seksual, langkah praktis berhenti merokok, hingga efektivitas hipnoterapi. Sebelum seminar dimulai, para peserta mendapatkan kesempatan melakukan cek kesehatan gratis serta menerima voucher pemeriksaan organ dalam dan penyakit kulit.
Lebih lanjut, Dr. dr. Agus Hidayat. Sp. P ( K), dokter spesialis paru, memaparkan metode sederhana untuk berhenti merokok. Ia menjelaskan bahwa perilaku sehari-hari sangat berpengaruh pada keberhasilan seseorang melepaskan diri dari kecanduan nikotin, mulai dari menetapkan niat hingga menghindari pemicu.
“Metode start, kalau kita berhenti merokok mulai sekarang tetapkan berhenti merokok. Jadi, mulai tetapkan tanggal berhenti merokok. Selanjutnya metode telling, ceritakan ke anak istri. Ada juga metode remove, buang di dalam rumah, ada asbak dibuang, disembunyikan. Soalnya kalau ingat asbak, nanti ingat rokok,” jelasnya.
Sementara Hanung Prasetya, praktisi hipnoterapi memaparkan peran hipnoterapi sebagai salah satu metode efektif untuk menghentikan kebiasaan merokok. Ia membandingkan tingkat keberhasilan hipnoterapi dengan terapi lain, dan menekankan pentingnya proses berulang untuk mengubah perilaku.
“Jika dibandingkan metode lain, hipnoterapi terbukti lebih efektif dengan tingkat keberhasilan 93 persen hanya melalui enam sesi,” terangnya.
Melalui seminar ini, para pakar berharap masyarakat semakin menyadari dampak buruk rokok bagi kesehatan, serta memahami bahwa berhenti merokok bukanlah hal mustahil karena kini tersedia berbagai pendekatan medis dan psikologis untuk mendukungnya.(dis/iss)