Jumat, 29 Maret 2024

Jatim Bukan Hanya Bromo dan Kawah Ijen

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Untuk mencapai kawah Bromo, para pelancong domestik maupun mancanegara harus mendaki melalui tangga beton. Foto: Jose Asmanu suarasurabaya.net

Jarianto Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Jawa Timur optimistis target 1 juta kunjungan wisatwan mancanegara (wisman) ke Jatim akan terpenuhi. Optimisme itu didukung banyaknya obyek wisata di Jawa Timur yang terus dikembangkan.

Untuk mencapai target itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim terus menggencarkan promosi dengan memanfaatkan berbagai even bertaraf internasional, di dalam maupun di luar negeri. Harapannya pelancong yang mengunjungi Jatim jumlahnya terus meningkat.

“Upaya untuk mencapai target itu juga ditempuh melalui kegiatan yang dilakukan oleh Disbudpar Jatim dengan melakukan promosi ke luar negeri, penyebaran leaflet, serta membangun jaringan di medsos seperti facebook maupun website dan youtube,” kata Jarianto kepada suarasurabaya.net, Minggu (17/12/2017).

Selama ini, berbicara tentang obyek wisata di Jatim, orang langsung menyebut Gunung Bromo. Alasannya, panorama objek wisata alam ini sangat indah. Bisa melihat matahari terbit (sunrise) di penanjakan yang ditunggu para wisatawan. Bisa melihat kawah Bromo yang tenang, lautan pasir nan luas melihat Bukit Teletubis.

Selain Bromo orang juga kerap menyebut obyek wisata Gunung Ijen di Kabupaten Banyuwangi dengan blue fire-nya yang tidak ditemukan di negara lain di dunia.

Semburan api biru yang muncul di kawah Ijen itu yang dinantikan wisatawan setelah mendaki hingga ketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut, pada suhu yang cukup rendah. Menurut Jarianto, semua pendapat itu benar. Tapi obyek wisata di Jatim tidak hanya dua lokasi itu saja.

“Jumlah objek wisata di Jatim ini cukup banyak, terbentang luas dari Pacitan, Madura, sampai ujung Timur Pulau Jawa, di Kabupaten Banyuwangi,” katanya.

Di Banyuwangi ada obyek wisata yang cukup menarik. Tempat berselancar taraf dunia, penangkaran penyu, pantai pasir merah, serta objek wisata budaya tari gandrung Banyuwangi yang melegenda. Itu baru wisata alam, belum wisata kuliner dan wisata religinya. “Jatim tidak kekurangan lah,” kata Jarianto.

Kembali soal Bromo. Banyak orang mengatakan, lanskap Gunung Bromo-Tengger-Semeru yang diselimuti kabut memang menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jawa Timur. Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja “Brama”, adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur.

Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.

Sebagai sebuah objek wisata utama di Jawa Timur, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo dipercaya sebagai gunung suci. Setiap setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo.

Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

Untuk menjangkau puncak penanjakan menuju wisata Bromo disiapkan transpotasi khusus berupa jeep maupun hardtop. Sedang untuk menuju kawah Bromo ada dua cara, dengan berjalan kaki atau menaiki kuda. Untuk mencapai kawah, para pelancong harus mendaki melalui tangga beton.

Meski harus ngos-ngosan dan berkeringat, tapi sangat menyenangkan, kata Jessica seorang pelancong perempuan yang berasal dari New Zeland.

“Hebat! Bromo Indah dan cakep sekali,” teriak Afifah, wisatawan asal Malaysia setelah mencapai kawah. Sementara peluh terlihat membasahi wajahnya.

Benny Siregar, Staf Pemasaran Disbudpar Jatim menjelaskan, memasuki liburan sekolah ini Bromo ramai dikunjungi wisatawan dari beberah dan dari luar negeri.

“Biasanya mereka datang tengah malam langsung menuju puncak penanjakan untuk merekam saat matahari mulai menampakkan cahayanya kemerah-merahan yang diselimuti kabut tipis,” katanya.(jos/den)

Teks Foto:
– Panorama Gunung Bromo. Foto: Jose Asmanu suarasurabaya.net

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs