Ribuan umat Hindu Kabupaten Lumajang yang kebanyakan berasal dari Suku Tengger akan membakar 36 Ogoh-Ogoh dalam ritual Tawur Kesanga di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Jumat (20/3/2015) pukul 19.00 WIB nanti.
“Pembakaran Ogoh-Ogoh bertujuan agar segala angkara murka sirna dari muka bumi. Panitia pawai menyiapkan 16 Ogoh-Ogoh. Sedangkan 20 Ogoh-Ogoh lainnya dibuat dan diarak sendiri oleh umat Hindu di Desa Argosari, Kecamatan Senduro,” kata Edi Sumianta, Ketua PHDI Kabupaten Lumajang.
Ogoh-ogoh berbentuk Buta Kala atau angkara murka, merupakan perwujudan hal yang negatif yang lebih ditekankan kepada sifat yang ada pada manusia yang buruk dan merugikan orang lain.
Setelah pembakaran Ogoh-Ogoh ini, pukul 06.00 WIB, Sabtu (21/3/2015) umat Hindu yang berasal dari tiga Kecamatan di lereng Gunung Semeru tersebut akan melaksanakan Tapa Catur Brata Panyepian sampai pukul 06.00 WIB, Minggu (22/3/2015) dengan suasana yang sepi dan hening.
Melalui prosesi ini, diharapkan umat mampu berintropeksi diri, mawas diri dan menilai perbuatannya di masa lalu, sehingga bisa memperbaiki diri di masa yang akan datang.
“Tapa Catur Brata yang pertama yaitu amati geni atau mematikan api yang ada didalam diri manusia atau umat harus bisa mengendalikan diri. Selanjutnya amati karya atau tidak bekerja, amati lelungan atau tidak bepergian, dan amati lelanguan atau tidak menonton hiburan, berkomunikasi lewat HP dan sebagainya,” katanya kepada Sentral FM.
Sekadar diketahui, Tawur Kesanga merupakan rangkaian prosesi Nyepi untuk menyambut Tahun Baru Saka 1937. Sebelumnya, umat Hindu yang tercatat di Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Lumajang berjumlah sekitar 6.170 umat, telah mengikuti berbagai ritual yang dimulai dengan Melasti di Pantai Selok Antar, Kecamatan Pasirian.(her/iss/wak)
Teks Foto :
– Ritual Tawur Kesanga memperingati Hari Raya Nyepi di Pura Mandhara Giri Semeru Agung, Jumat (20/3/2015)
Foto : Sentral FM.
NOW ON AIR SSFM 100
