Selasa, 30 April 2024

Solidaritas dan Loyalitas Kunci Mengembangkan Start Up Sosial

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Leonita, Faisal, Ari, Zila, dan Izur sedang melakukan presentasi karya mereka yakni Reblood, Rabu (4/11/2015). Foto : Dody suarasurabaya.net

Leonika Sari Njoto Boedioetomo Founder start up Reblood pernah merasakan proses yang sulit saat mendirikan start up yang bergerak di bidang sosial untuk membantu kekurangan darah di Indonesia dengan aplikasi donor darah itu.

Kesulitan yang dialami tidak terjadi secara perlahan, namun berlangsung seketika saat dia ditinggalkan oleh para senior dan rekan-rekan timnya.

“Seiring berjalannya waktu rekan-rekan mulai menganggap ide ini terlalu gila, karena ingin membesarkan sesuatu yang bersifat sosial. Akhirnya beberapa senior saya meninggalkan dan tinggal saya sendiri yang paling junior,” kata Leo saat mengudara bersama Radio Suara Surabaya, Selasa pagi (9/11/2021).

Dia juga mengatakan, bahwa yang memiliki ide Reblood sebenarnya bukanlah dirinya namun para senior-seniornya dari kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

“Jadi saya join karena setelah mendengar misi aplikasi untuk membantu orang lain, ternyata seiring berjalannya waktu senior-senior saya motivasinya hanya sekedar mengikuti lomba dan tugas kuliah. Bukan mengembangkan secara berkelanjutan ,” kata Leo.

Wanita yang mulai mendirikan Reblood sejak 2015 itu, memetik nilai solidaritas berjuang bersama-sama secara tim untuk menghasilkan suatu karya.

“Menurut saya sendiri solidaritas dan loyalitas itu menandakan kita punya komitmen untuk melanjutkan karya atau gerakan bersama.”

Sejalan dengan peringatan Hari Pahlawan, nilai solidaritas menjadi unsur utama untuk bersama-sama melakukan kebermanfaatan bagi bangsa dan khususnya masyarakat yang membutuhkan.

Setidaknya pelajaran itu juga yang dipetik oleh Leo saat berjuang mendirikan Reblood enam tahun lalu.

Seiring perubahan era, Leonika juga menyoroti ekosistem yang ada di dunia start up kini telah banyak perubahan menurutnya.

“Di era saat ini sudah banyak anak muda yang menghasilkan ide bagus untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat dibanding enam tahun lalu. Kini role model ada, dukungan ada, dan mentor juga banyak yang siap,” ujarnya.

Kendati demikian, yang menjadi paling penting dari merintis sesuatu adalah membangun komitmen dan harus konsisten.

“Selain menguatkan komitmen dan harus konsisten, yang tak kalah penting adalah mencari anggota yang bisa berkolaborasi dan memiliki kesamaan visi dan misi,” pungkasnya. (wld/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
29o
Kurs