
Legiman (66) seorang petugas kebersihan asal Dusun Glagahombo, Kelurahan Ngampin, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, membuktikan kerja keras dan ketekunan bisa mengantarkan siapa saja menunaikan impian tertinggi dalam hidup.
Tahun ini, dia bersama Baniyah (66) istrinya, tercatat sebagai calon jemaah haji dan akan berangkat ke Tanah Suci.
Profesi sebagai pengambil sampah rumah tangga telah digelutinya sejak tahun 1976. Setiap pagi, tepat pukul 06.30 WIB, Legiman memulai rutinitasnya mengelilingi wilayah Ngampin dan sekitarnya.
Dengan sepeda motor dan gerobak, dia mengambil sampah dari sekitar 50 rumah warga hingga pukul 11.00 siang.
Sejak 1986, dari hasil jerih payahnya, Legiman menyisihkan seribu rupiah setiap hari untuk ditabung. Awalnya, tabungan itu disiapkan sebagai cadangan menghadapi ketidakpastian penghasilan. Namun, siapa sangka, pada 2012 tabungannya telah terkumpul hingga Rp55 juta.
Dukungan dari ketiga anaknya menguatkan niat Legiman untuk mendaftar haji.
“Alhamdulillah sedoyo lare-lare sami ndukung. Penting ndaftar rumiyin. mangkih pelunasan kalian sangu dipikir wingking (yang penting daftar dulu. Nanti masalah pelunasan dan uang saku dipikir belakangan),” kata Legiman, menirukan ucapan anak-anaknya waktu itu, yang dikutip laman Kemenag.
Sejak mendaftar, dia dan istri makin giat menabung. Selain menyisihkan dari hasil kerja utamanya, Legiman juga menambah pemasukan dari menjual barang rosokan. Namun, dia tetap mengutamakan kebutuhan rumah tangga sebelum menyisihkan uang untuk menabung.
“Kulo nabung niku menawi sedoyo kebutuhan nggriyo sampun cekap. Amargi wajibe piyantun kakung niku lak kedah nyekapi butuhipun garwo putro (Kalau menabung itu kalau semua kebutuhan rumah sudah cukup. Sebab, kewajiban laki-laki itu mencukupi kebutuhan istri dan anak),” terangnya.
Ta’yinul Biri Bagus Nugroho Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang menyampaikan, Legiman dan istrinya termasuk dalam jemaah cadangan berhak lunas yang tahun ini mendapat kesempatan berangkat.
“Dari data seksi PHU, Legiman dan istrinya Baniyah akan tergabung dalam kloter 35 bersama dengan Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah,” sebut Bagus, sapaan akrabnya.
“Alhamdulillah tentu kami turut gembira. Karena dari kisah Mbah Legiman ini kita belajar bahwa haji itu tidak semata panggilan Allah yang harus diperjuangkan, akan tetapi juga butuh pengorbanan,” pungkasnya.(ham/rid)