
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian mengalami inflasi tahunan sebesar 1,60 persen year-on-year (yoy) pada Mei 2025, dengan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi penyumbang utama.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 9,24 persen (yoy) dan andil inflasi 0,59 persen,” kata Pudji Ismartini Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS dilansir dari Antara, Senin (2/6/2025).
Kelompok ini kembali menjadi kontributor utama inflasi sejak terakhir kali tercatat pada Agustus 2020. Saat itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil terhadap inflasi tahunan sebesar 0,45 persen.
Subkelompok yang mengalami inflasi tahunan tertinggi yaitu perawatan pribadi lainnya sebesar 24,22 persen (yoy), sedangkan inflasi terendah dialami oleh subkelompok perlindungan sosial sebesar 2,04 persen (yoy).
Dari segi komoditas, emas perhiasan merupakan pendorong utama inflasi tahunan Mei 2025 dari kelompok ini, dengan kontribusi sebesar 0,47 persen.
Komoditas lain, di luar kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang juga berkontribusi dominan terhadap inflasi tahunan adalah tarif air PAM, kopi bubuk, minyak goreng, beras, dan sigaret kretek mesin (SKM).
Emas perhiasan, kopi bubuk, dan minyak goreng mendorong kenaikan pada inflasi inti (core inflation), dari sebelumnya 1,93 persen (yoy) pada Mei 2024 menjadi 2,40 persen (yoy) pada Mei tahun ini.
Sedangkan tingkat inflasi komponen harga diatur pemerintah (administered price) lebih rendah pada tahun ini, yakni 1,36 persen (yoy) dari catatan tahun lalu 1,52 persen (yoy). Kontributor inflasi pada komponen ini di antaranya tarif air PAM (di 12 wilayah), SKM, dan sigaret kretek tangan (SKT).
Berbeda dengan dua komponen lainnya, komponen harga bergejolak (volatile food) mengalami deflasi 1,17 persen (yoy). Sebagai perbandingan, komponen ini mencatatkan inflasi 8,14 persen (yoy) pada Mei tahun lalu.
Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada Mei 2025 adalah daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, tomat, dan telur ayam ras.
Sementara bila ditinjau secara wilayah, Papua Pegunungan mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 5,75 persen (yoy) dan inflasi terendah dialami oleh Gorontalo sebesar 0,28 persen (yoy).
Adapun Papua Barat menjadi satu-satunya provinsi yang mengalami deflasi, dengan catatan sebesar 1,51 persen (yoy). (ant/saf/ipg)