Jumat, 6 Juni 2025

Timwas Soroti Fasilitas Jemaah Haji Reguler Indonesia, Harusnya Setara Negara Asia Lain

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Layanan maksimal dari petugas untuk lansia, kelompok risti dan disabilitas. Foto: Aini Kusuma suarasurabaya.net

Adies Kadir Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI, mengkritik fasilitas jemaah haji reguler Indonesia setelah memantau langsung kondisi di lapangan. Menurutnya, fasilitas yang diberikan ke jemaah reguler seharusnya setara dengan standar negara-negara Asia, bahkan mendekati layanan haji khusus (ONH Plus), jika pengelolaan anggaran dilakukan secara lebih efisien dan terukur.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan mitra kerja terkait haji di Alqimma Hall, Makkah, kemarin Senin (2/6/2025), Wakil Ketua DPR RI ini mengungkapkan fakta dari penyelenggara transportasi dan akomodasi syarikah. Jemaah haji reguler Indonesia ditempatkan pada kategori fasilitas terendah, yakni grade D, dari sistem pengelompokan fasilitas haji yang terdiri dari grade A, B, C, dan D.

“Informasi ini cukup mengejutkan dan membuat kami terpukul. Jemaah haji Indonesia ternyata masuk kategori paling murah, grade D. Padahal, dengan anggaran dan kemampuan pengelolaan keuangan haji yang dimiliki, Indonesia seharusnya bisa menempatkan jemaahnya minimal pada grade B,” ujar Adies, seperti dilaporkan Aini Kusuma penyiar Suara Surabaya yang berada di Makkah.

Ia menegaskan, dengan manajemen yang lebih baik, jemaah reguler bisa menikmati fasilitas setara ONH Plus, seperti tempat tidur yang lebih nyaman.

“Kalau pengelolaan anggaran dilakukan dengan cermat, biaya haji berpotensi diturunkan tanpa mengorbankan kualitas fasilitas,” tambahnya.

Ia memastikan temuan ini akan menjadi catatan penting untuk evaluasi ke depan, terutama bagi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Ia meminta peningkatan kualitas layanan menjadi prioritas utama, bukan hanya fokus pada efisiensi anggaran.

“Tahun ini kami masih agak toleran karena baru pertama kali, tapi ke depan ini adalah pekerjaan rumah besar. Yang terpenting bukan mencari kesalahan, tetapi memastikan 203.500 jemaah reguler mendapatkan fasilitas nyaman, terutama saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna),” katanya.

Saat memantau langsung kondisi di Armuzna, Adies merasakan suhu ekstrem yang berpotensi mengganggu kesehatan jemaah. Ia meminta semua perubahan teknis pelayanan yang telah disepakati harus menjamin kenyamanan jemaah tanpa menambah beban.

“Saya minta Dirjen Haji memastikan jemaah kita mendapatkan pelayanan yang membuat mereka nyaman, bisa beribadah dengan baik, dan tidak stres,” tegasnya.

Selain akomodasi, Adies juga menyoroti distribusi makanan dan layanan kesehatan. Ia menerima laporan bahwa tenaga kesehatan Indonesia mengalami kendala operasional karena perizinan yang belum tuntas dari otoritas Arab Saudi.

“Ada laporan petugas medis kita seperti diuber-uber polisi lokal karena tidak punya izin. Bahkan, jemaah yang ingin dirawat terpaksa sembunyi-sembunyi. Ini harus jadi perhatian agar tidak terulang,” ujarnya.

Adies berharap evaluasi menyeluruh dilakukan untuk memastikan pelayanan haji yang lebih baik di masa mendatang, demi kenyamanan dan kelancaran ibadah jemaah Indonesia. (lta/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Jumat, 6 Juni 2025
33o
Kurs