
Amran Sulaiman Menteri Pertanian (Mentan) menduga ada oknum mafia pangan yang mencoba memanipulasi data pasokan beras nasional, guna menciptakan opini kelangkaan di tengah upaya pemerintah mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan.
“Itu sementara diproses oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan. Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen,” kata Amran di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/6/2025) dilansir Antara.
Amran menjelaskan, dari informasi internal, ditemukan indikasi adanya pihak-pihak tertentu yang menyebarkan informasi keliru soal minimnya stok beras. Padahal, menurut dia, cadangan beras justru dalam kondisi melimpah.
“Sekarang beras kita banyak, tetapi ada yang coba-coba memainkan data, sehingga kelihatan beras kurang, ternyata lebih (melimpah),” tegas Amran.
Amran menyebut stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog saat ini telah mencapai lebih dari empat juta ton. Angka itu tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
Karena itu, ia optimistis target swasembada beras bisa lebih cepat tercapai. “Target awal swasembada itu di tahun keempat pemerintahan Prabowo Subianto Presiden, tapi kami yakin bisa tercapai di tahun ketiga,” katanya.
Terkait isu anomali cuaca yang disebut menjadi penyebab pasokan beras menipis, Amran menyatakan informasi itu telah diperiksa oleh Satgas Pangan dan terbukti tidak benar.
“Setelah pemeriksaan, data sementara, kemarin yang kita dapatkan anomali itu tidak benar. Dan mereka meminta maaf ke Satgas Pangan. Saya katakan tidak! Segera tindak lanjuti. Ini tidak boleh (dibiarkan), inilah kelakuan mereka selama ini (mafia pangan),” tegas Amran.
Meski belum menyebutkan siapa saja pelaku manipulasi data tersebut, Amran menilai mereka berupaya menciptakan justifikasi impor dengan memanipulasi data seolah stok dalam negeri kurang.
“Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal bisa saja stok kita tidak kurang. Akhirnya kalau impor, petani yang terpukul dan mereka tidak berproduksi terus menerus. Jadi, jangan membuat lemah petani kita,” ujarnya.
Amran juga menyoroti keberpihakan pemerintah di bawah Presiden Prabowo kepada petani, melalui berbagai kebijakan seperti bantuan pupuk dan pembelian gabah langsung dari petani dengan harga layak.
“Kalau negara mau kuat, ingat jumlah petani kita itu ratusan juta. Petani padi, pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan sekitar 150 juta orang. Nah, kalau ini kita perkuat, kami yakin republik ini kuat,” ujarnya.
Sebelumnya, Amran juga menemukan keanehan pada data distribusi beras di Gudang Beras Cipinang bulan Mei 2025. Ia mengungkapkan ada lonjakan distribusi yang tidak wajar.
“Data dari Cipinang kita dapatkan ada yang abnormal. Tidak normal. Yang biasanya keluar beras itu 1.000 ton sampai 3.500 ton per hari. Tetapi ada satu hari selama lima tahun, satu hari keluar 11.000 ton,” kata Amran. (ant/bil/faz)