
Seyed Abbas Araghchi Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran pada, Sabtu (28/6/2025) pagi waktu setempat, mengingatkan Donald Trump Presiden Amerika Serikat (AS) menghentikan sikap tidak hormat kepada Ali Khamenei pemimpin tertinggi negara itu.
Melansir Antara, Minggu (29/6/2025), hal itu disampaikan Aragchi kepada Trump, sebagai syarat jika ingin kesepakatan AS dengan Teheran tercapai.
Lewat unggahan di X (dulu Twitter), dia mengutuk beberapa contoh penggunaan bahasa yang tidak sopan oleh Presiden AS, saat berbicara tentang Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.
“Jika Trump Presiden benar-benar menginginkan sebuah kesepakatan, dia harus berhenti bersikap tidak hormat dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran serta berhenti menyakiti jutaan pengikutnya (Khamenei) yang tulus,” ujarnya.
Menurut Araghchi, niat baik akan melahirkan niat baik, dan sikap hormat akan melahirkan sikap hormat.
“Kerumitan dan keuletan orang Iran terkenal dengan karpet-karpet megah kami, yang ditenun melalui kerja keras dan kesabaran selama berjam-jam,” tegasnya.
Dia menambahkan, bagaimanapun juga, sebagai sebuah bangsa, dasar pemikiran mereka sangat sederhana dan lugas.
“Kami tahu harga diri kami, menghargai kemerdekaan kami, dan tidak akan pernah mengizinkan siapa pun menentukan takdir kami,” tegasnya.
Dengan difasilitasi Oman, delegasi Iran dan AS telah menggelar lima putaran perundingan tidak langsung sejak April mengenai program nuklir Teheran dan pencabutan sanksi AS.
Namun, perundingan dihentikan bulan ini karena Israel melancarkan serangkaian serangan udara ke Teheran dan daerah-daerah lain, disusul AS yang tiba-tiba ikut menyerang Iran.(ant/bil/rid)