Senin, 18 Agustus 2025

Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya Bagi-Bagi Emas kepada Karyawan di Momen Hari Kemerdekaan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Mohammad Nuh Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) bersama para karyawan Yarsis. Foto: Unusa

Seratus lebih karyawan yang tergabung dalam Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) mendapat emas dengan berat 0,9 kg lebih atau senilai 1,7 miliar lebih pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.

Penghargaan tersebut, diberikan kepada dokter, tenaga medis, dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama 10 tahun (126 orang), 20 tahun (6 Orang) dan 30 tahun (16 orang).

Mohammad Nuh Ketua Yarsis mengatakan, penghargaan tersebut diberikan tepat pada 17 Agustus kepada para pegawai sebagai rasa terima kasih Yayasan atas loyalitas, dedikasi dan prestasi. Dalam hal tersebut, sudah menjadi tata krama di Yarsis.

“Yang kedua, dalam rangka 80 tahun kemerdekaan ini, kami ingin menonjolkan betul dua agenda besar di Unusa yaitu Program Pendidikan Dokter Spesialis (PDDS) dan mengembangkan prodi-prodi berbasis digital,” katanya, Senin (18/8/2025).

Yarsis mengelola empat unit usaha, masing-masing Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) A. Yani, RSIS Jemursari, dan RSI Nyai Ageng Pinatih, Gresik.

Di momen hari kemerdekaan tersebut, Nuh menekankan bahwa sinergi dan kebermanfaatan menjadi kunci penting untuk mewujudkan lembaga yang maju. Menurutnya, ide besar memang diperlukan, namun yang lebih penting adalah implementasi nyata agar memberikan hasil yang bermanfaat.

“Ide besar sangat penting, tapi tidak berhenti di situ. Perlu ditunaikan dalam bentuk implementasi dan realisasi. Berikhtiar untuk terus berimplementasi dan memberikan suatu hasil akan menghadirkan manfaat serta dampak yang signifikan. Itu yang dibutuhkan, baik untuk individu maupun lembaga,” katanya.

Nuh menyebut, ada empat hal pokok yang harus dipegang dalam upaya pengembangan lembaga, yakni mind of ideas, mind of implementation, mind of result, dan mind of impact. Keempat hal tersebut menurutnya, menjadi rangkaian yang saling berkaitan dan menjadi pijakan penting dalam memajukan unit-unit di bawah naungan Yarsis.

“Kalau kita senantiasa memberi manfaat, maka kita akan terus bertumbuh. Sebab, yang paling baik adalah manusia maupun lembaga yang mampu memberikan kemanfaatan,” imbuhnya.

Sementara itu, Achmad Jazidi Rektor Unusa menambahkan bahwa Unusa saat ini sudah dalam proses mempersiapkan tenaga pendidik maupun kurikulum untuk PPDS. Sehingga sudah mulai bisa menerima mahasiswa di tahun 2026.

“Di Ikhtiarkan akhir tahun ini izin untuk PPDS Unusa sudah keluar,” bebernya.

Langkah tersebut, kata dia, merupakan bentuk dukungan dari kampus kepada pemerintah terkait program percepatan PPDS, yang ditargetkan 140 PPDS di seluruh Indonesia. Kemudian Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek) memetakan perguruan tinggi yang eligible, salah satu syaratnya yakni kedokterannya sudah terakreditasi unggul.

“Kemudian dipetakan perguruan tinggi yang menjadi pembina, salah satunya Universitas Airlangga. Di bawah pendampingan Unair masih ada beberapa perguruan tinggi lagi, salah satunya Unusa,” ujar Prof Jazidie.

Dia menjelaskan bahwa Unusa mendapat kesempatan untuk mempersiapkan lima PPDS, namun saat ini akan fokus mempersiapkan spesialis paru dan OBGYN.(ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Senin, 18 Agustus 2025
30o
Kurs