Selasa, 2 September 2025

Rupiah Dibuka Melemah, Dipicu Demo Dalam Negeri dan Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga AS

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp16.528,5 atau menguat 0,20 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Foto: Antara

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan, hari Selasa (2/9/2025), di Jakarta, melemah sebesar 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp16.426 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.419 per dolar AS.

Terkait hal itu, Lukman Leong analis mata uang Doo Financial Futures memperkirakan nilai tukar kurs rupiah melemah terbatas seiring tekanan risk off domestik dari aksi demonstrasi.

“Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas terhadap dolar AS, walau masih tertekan sentimen risk off domestik dari demonstrasi. Namun, dolar AS juga masih tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga The Fed,” katanya, di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.350 – Rp16.500 per dolar AS.

Melansir Antara yang mengutip Anadolu Agency, Federal Reserve (The Fed) diprediksi menurunkan suku bunga pada bulan ini setelah mempertahankan selama sembilan bulan terakhir. Keputusan ini akan menjadi panduan bagi bank-bank sentral dunia lainnya karena semua berfokus pada peta jalan kebijakan The Fed di tengah ketidakpastian tarif.

Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir, disampaikan oleh petinggi The Fed bahwa risiko inflasi meningkat seiring kebijakan perdagangan proteksionis Donald Trump Presiden AS. Isyarat penurunan suku bunga juga disampaikan dalam Jackson Hole Economic Policy Symposium di AS.

Kemungkinan The Fed memangkas suku bunga bulan ini berada di angka 87 persen, sehingga suku bunga acuan berada di kisaran 4,25-4 persen.

“Walau demonstrasi sudah mulai terkendali, namun sentimen domestik masih belum bisa langsung pulih. (Di sisi lain), dolar AS yang masih tertekan ini berperan membantu rupiah tidak melemah lebih jauh,” kata Lukman.

Pada pekan ini, pasar akan menunggu rilis Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur AS dan PMI Jasa AS yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management ISM, serta data Non-Farm Payrolls (NFP) AS.

“Investor cenderung masih wait and see menantikan data-data ekonomi penting AS pekan ini,” ujar dia.(ant/dis/lta/ham)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Selasa, 2 September 2025
29o
Kurs