Sabtu, 13 September 2025

Lewat Fesyar Jawa, BI Dorong Indonesia Jadi Pemimpin Halal Lifestyle Dunia

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa sesi talkshow halal lifestyle di Ruang Marwah, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, pada Sabtu (13/9/2025). Foto: Risky suarasurabaya.net

Bank Indonesia (BI) menekankan pentingnya halal lifestyle dalam Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2025 yang digelar di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Sabtu (13/9/2025).

Ameriza M. Moesa Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten yang menjadi perwakilan BI dalam sambutan, membeberkan bahwa Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga halal lifestyle di dunia berdasarkan State of Global Islamic Economy (SGIE) tahun 2024/2025.

“Capaian ini membanggakan, ini mencerminkan adanya konsistensi dan ketangguhan dalam memperluas dan memperkuat ekonomi syariah, sekaligus mempertegas peran strategis di tingkat internasional,” katanya dalam Talkshow Halal Lifestyle di Ruang Marwah, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa Indonesia seharusnya bisa terus memperkuat halal lifestyle hingga berada di peringkat pertama, yang saat ini ditempati oleh Malaysia dan disusul oleh Saudi Arabia di posisi kedua.

“Jangan puas di urutan ketiga, harus menuju nomor satu, karena kita salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Secara logika kita harusnya bisa menjadi ranking yang pertama,” ucapnya.

Melalui Fesyar, ia berharap masyarakat Indonesia bisa terus meningkatkan kesadaran halal lifestyle dan menerapkannya, sehingga peringkat dunia juga bisa tumbuh lebih baik lagi.

“Mudah-mudahan dengan adanya Fesyar, semakin memberi samangat untuk memperbaiki kinerja,” ujarnya.

Dalam halal lifestyle, jelas dia, ada tiga bidang yakni halal food, modest fasihon dan halal travel. Seluruh bidang tersebut, dibahas dalam rangkaian talkshow Fesyar Jawa 2025 yang digelar di Surabaya.

Talkshow yang membuka ruang dialog, menurutnya juga menjadi langkah bagus untuk saling berbagi pendapat hingga usulan untuk meningkatkan kualitas halal lifestyle di Indonesia yang diawali dari Jawa.

“Dialog ini bukan hanya satu arah, tapi ada juga pertanyaan dan usulan untuk mempertajam kesimpulan. Saya meyakini bahwa dialog antara narsum, praktisi, dan juga konten kreator di bidang halal lifestyle ini sangat penting, karena kita perlu ada pemahaman persepsi menganai halal lifestyle,” tuturnya.

Halal lifestyle, kata dia, tidak bertentangan dengan gaya hidup modern, melainkan sejalan dengan perkembangan zaman. Misalnya soal fashion, tidak tertinggal zaman tetapi masih tetap sopan, bernilai, bahkan berkelanjutan karena menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

“Semoga memperoleh keberkahan, bukan hanya jangka pendek, tapi dalam jangka panjang dan luas. Dan diharapkan bisa mendapat ketenangan batin, relasi sosial yang sehat, dan keberlanjutan lingkungan serta ekonomi,” tandasnya.

Seperti diketahui, dalam Fesyar Jawa 2025 selain menyuguhkan talkshow juga terdapat pengajian, lomba dakwah, lomba wirausaha muda syariah, lomba tahfidz sambung ayat Al-Quran, hingga fashion show dan business coaching. (ris/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Sabtu, 13 September 2025
29o
Kurs