Minggu, 21 Desember 2025

Warga CitraLand City Kedamean Gresik Keluhkan Suplai Air, Begini Penjelasan Developer

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi. Keran air. Foto: Shutterstock

Keluhan soal distribusi air bersih yang kerap terganggu bahkan padam secara berkala disampaikan salah seorang Pendengar Radio Suara Surabaya, yang juga warga Perumahan CitraLand City Kedamean Gresik.

RW selaku pelapor mengatakan, kondisi itu sering terjadi meski jumlah penghuni di perumahan tersebut sudah mencapai ratusan kepala keluarga.

“Saya penghuni Perum CitraLand City Kedamean Gresik. Sudah serah terima, 200 KK, tapi PDAM sudah sering padam, tapi tidak ada tindakan sama sekali. Developer-nya Citraland. Saya klaster dua tapi tahap satu, yang awal juga (kondisinya) sama,” keluh RW dalam laporannya, Minggu (21/12/2025) petang.

Dia menyebut, gangguan suplai air bisa terjadi hingga seminggu sekali, bahkan dalam beberapa hari air benar-benar tidak mengalir. Warga mengaku sudah berulang kali menyampaikan keluhan, baik datang langsung ke kantor pengelola maupun melalui aplikasi resmi.

“Kalau ada gangguan, pihak developer enggak ada antisipasi. Pihak warga sudah upaya ke kantor dan sudah aplikasi My Ciputra, tapi tidak ada penanganan. Dari tadi siang sampai sekarang padam,” katanya.

Merespon keluhan itu, Didik Daryanto Estate Management CitraLand City Kedamean memberikan penjelasan. Dia membenarkan ada gangguan distribusi air dalam beberapa hari terakhir, dan menyampaikan permohonan maaf kepada warga.

“Yang pertama kami memohon maaf atas layanan air yang beberapa hari terakhir ini memang ada gangguan. Jadi jujur untuk sumber air memang kami dari PDAM Kabupaten Gresik, dan memang beberapa waktu ini ada gangguan. Setiap hari beberapa jam tertentu itu enggak mengalir,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya.

Gangguan itu, kata Didik, terasa cukup signifikan terutama saat akhir pekan. Sebagai langkah sementara, pihak developer melakukan suplai air dari luar menggunakan tangki dan tandon, meski diakui belum sepenuhnya optimal.

“Untuk kebutuhan warga yang sudah ada, kami memang suplai dari luar lewat tangki dan tandon. Memang untuk hari ini ada keterlambatan suplai. Sehingga, mohon bersabar, tetap akan kami bantu layani, tapi gantian kira-kira begitu,” katanya.

Menjawab soal keluhan warga terkait lambatnya respons pihak pengelola, Didik mengakui ada keterbatasan armada suplai yang menjadi salah satu kendala.

“Sebetulnya tetap kami respons, hanya memang karena keterbatasan unit yang harus mensuplai beberapa lokasi sehingga agak sedikit tidak imbang. Ini akan menjadi perhatian kami ke depan untuk lebih memperkuat kehandalan suplai,” ucapnya.

Didik menjelaskan, setiap rumah sebenarnya sudah dilengkapi tandon dengan kapasitas sekitar satu kubik. Pengisiannya dilakukan sesuai kebutuhan.

“Kami suplai sesuai kebutuhan, ada yang enggak sampai satu kubik, ada yang kalau habis sekali juga satu kubik. Kalau distribusi pipanya lancar sebenarnya enggak ada masalah, cuma karena ada kendala ini kita harus suplai dari luar,” imbuhnya.

Dia menambahkan, dalam sehari, pihak developer rata-rata menyalurkan air menggunakan tiga unit truk tangki, meski jumlah tersebut masih bergantung pada kondisi lapangan dan cuaca.

“Sehari bisa tiga tangkian kurang lebih. Kebetulan ini pas weekend, suplai kami juga ada sedikit gangguan, supplier pengisian tidak standby dan hari ini hujan deras sehingga pengambilan air juga agak terganggu,” jelasnya.

Sebagai solusi jangka menengah, pihak pengelola berencana membangun reservoir atau tempat penyimpanan buatan atau alami untuk menampung air tambahan guna memperkuat cadangan air untuk warga.

“Untuk jangka menengah, kami akan siapkan reservoir yang cukup untuk cadangan. Memang sementara ini kami ada tandon tapi tidak cukup memadai karena bertambahnya warga. Ini Insyaallah awal tahun depan sudah kita mulai,” ungkapnya.

Terkait kemungkinan warga memesan air secara mandiri lalu mengajukan penggantian ke pihak developer, Didik menyebut opsi tersebut masih terbuka untuk dibahas.

“Ada peluang itu, sepanjang nanti bisa kita bicarakan dengan baik saja,” sebutnya.

Didik juga menjamin pihak pengelola menyediakan hotline layanan yang aktif 24 jam untuk menerima laporan warga.

“Kami ada nomor hotline, sudah kami sebar ke konsumen. Operatornya 24 jam ada,” pungkasnya.(bil/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 21 Desember 2025
24o
Kurs