Senin, 20 Mei 2024

BBM Indonesia, Terburuk di ASEAN

Laporan oleh Sirojul Munir Anif Mubarok
Bagikan
Antre BBM di Jember beberapa waktu lalu. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, saat ini menjadi yang terburuk di ASEAN. BBM bersubsidi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, mengandung kandungan sulfur atau belerang yang tinggi.

Komang Ferry dari Dharma Safety Drive, mengungkapkan, harga BBM bersubsidi yang murah di Indonesia, menjadikan BBM bersubsidi dengan kualitas yang seperti sekarang ini.

“Yang saat ini, BBM kita terlalu banyak residunya, Penyebabnya harga BBM kita murah, jadi kualitas BBM-nya ya seperti saat ini,” katanya pada suarasurabaya.net, Rabu (4/22/2024).

Jika pemerintah menaikkan harga BBM, maka kualitas BBM juga harus dinaikkan.

“Yang saat ini BBM kita terlalu banyak residunya, jika dinaikkan, seharusnya standartnya disamakan dengan Eropa. Apalagi sekarang ini mobil kualitas-kualitas bagus sudah masuk ke Indonesia,” katanya

Menurutnya tingkat pelayanan di SPBU Pertamina perlu adanya peningkatan, seperti SPBU asing.

“Sehingga saat ada kenaikkan, ada peningkatan pelayanan. SPBU tidak hanya menjual minyak saja, tapi ada juga layanan tambahan lainnya, seperti cuci mobil, isi angin, dan lain-lain,” katanya.

Sementara itu, mengutip Novrizal Tahar Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak, Kementerian Lingkungan Hidup pada metrotvnews.com, menyatakan, BBM di Singapura kandungan sulfurnya sebesar 10 ppm, Tiongkok 50 ppm, Thailand 50 ppm, Jepang dan Korea Selatan 10 ppm, Kandungan sulfur pada solar Pertamina DEX terbaik 200 ppm, sedangkan pada BBM solar biasa 3.500 ppm. Kandungan sulfur premium lebih tinggi dari Pertamax, Pertamax plus, dan solar.

Pada mesin diesel, kandungan sulfur antara 2.000-3.000 ppm. Sedangkan yang sudah memenuhi standar Euro 4, adalah antara 50–500 ppm.

Konsumsi BBM bersubsidi menghasilkan emisi jauh lebih kotor ketimbang BBM non-subsidi. Ironisnya konsumsi BBM bersubsidi secara nasional mencapai 96-97 persen per tahun. Sisanya mengonsumsi BBM non-subsidi(nif/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Senin, 20 Mei 2024
25o
Kurs