Werner R. Muhadi, Pengamat Ekonomi Finance FE Ubaya mengatakan melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia dipengaruhi berbagai faktor, baik dari dalam dan luar negeri. Satu di antaranya ialah faktor subsidi energi yang banyak membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Sementara, ia menambahkan, harga minyak dunia terus mengalami kenaikan karena krisis dibeberapa negara seperti Ukraina dan Irak. “Apabila tidak ada kebijakan menyikapi hal ini, maka dikhawatirkan APBN akan jebol. Untuk itu saya sepaham subsidi solar ditarik,” paparnya.
Selain ekonomi, dari sisi politik yang sekarang banyak jadi perhatian ialah persoalan pilpres dan gugatan ke MK. Permasalahan ini dharapkan tidak berujung panjang pada masalah sosial sehingga investor merasa aman.
Disisi lain, persoalan ISIS yang ramai dibicarakan belakangan ini juga cukup mengkhawatirkan bagi investor. “Terkait ISIS dan videonya yang beredar, saya rasa Menteri Agama sudah cukup responsif namun Menkominfo masih belum mau memblokir jika tidak ada laporan dari masyarakat. Sebelum besar persoalan ini harus segera diatasi,” katanya.
Untuk itu, ia berharap pada pemerintahan baru nanti menempatkan orang yang ahli dan profesional dibidangnya, khususnya perekonomian dan energi, agar ada perbaikan dan menarik banyak perusahaan untuk berinvestasi.
Sementara itu, untuk tren bursa saham Indonesia, Werner optimis hingga akhir tahun bisa tetap berada di kisaran 5.400. Angka ini sudah memperhitungkan pencabutan BBM bersubsidi yang masih dilakukan secara bertahap oleh pemerintah. (ain/ipg)
Teks Foto:
– Ilustrasi