Sabtu, 27 April 2024

Masuki Panen Raya, Harga Beras di Madiun Turun

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Pedagang beras di Pasar Beras Bendul Merisi Surabaya. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Harga komoditas beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, turun karena stok di pasaran yang mulai melimpah.

Pantauan di Pasar Mejayan Baru, Caruban, Kabupaten Madiun, Sabtu (10/3/2018), harga beras jenis IR 64 turun dari Rp11.500 menjadi Rp10.000 per kilogram hingga Rp10.500 per kilogram.

“Sedangkan beras jenis bengawan dan mentik masih sama di harga Rp12.000 per kilogram dari harga normalnya Rp10.000 hingga Rp11.000 per kilogram,” ujar Suyatmi, pedagang bahan pokok di pasar Mejayan Baru.

Menurut dia, turunnya harga beras, terlebih yang jenis medium, terjadi sejak beberapa pekan terakhir. Hal itu karena petani mulai memasuki masa panen, sehingga stok di pasaran melimpah.

“Beberapa wilayah di Kabupaten Madiun mulai panen, makanya harga mulai turun perlahan-lahan,” kata dia.

Ia berharap harga beras terus turun hingga mencapai normal, agar daya beli masyarakat meningkat. Selain itu, harga beras yang normal juga tidak membebani masyarakat, karena beras merupakan makanan pokok.

M Nadjib, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun membenarkan jika harga beras di wilayahnya mulai turun secara bertahap. Hal itu karena sejumlah wilayah di Kabupaten Madiun mulai masuk masa panen.

“Wilayah Pilangkenceng sudah mulai panen. Nanti, jika semua wilayah sudah memasuki masa panen, dipastikan harga gabah dan beras semakin turun,” kata dia seperti dilansir oleh Antara.

Ia mengatakan, pada pekan lalu harga gabah kering panen masih mencapai Rp4.800 per kilogram. Sekarang sudah turun menjadi Rp4.300 hingga Rp4.000 per kilogram.

Memasuki musim panen raya, Nadjib berharap, petani lebih meningkatkan kerja samanya dalam program peyerapan gabah. Sebab, selain untuk mendukung stok pangan nasional, program serapan gabah juga bertujuan untuk menjaga harga gabah dan beras di pasaran tetap stabil.

Petani juga diminta dapat membagi gabah dan beras yang dijual ke Bulog dengan gabah yang dijual ke swasta di pasaran. Dengan demikian, stok di pasaran terjaga.

“Saat stok di pasaran seimbang dengan permintaan konsumen, maka harga dipastikan akan stabil,” katanya. (ant/ino/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
28o
Kurs