Sabtu, 27 April 2024

SKK Migas Targetkan Produksi Minyak pada 2022 Mencapai 1 Juta Barel

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ali Masyhar Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa (tengah) bersama Wisnu Prabowo Taher Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas di Surabaya, Rabu (30/1/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa, Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) menargetkan kontribusi yang lebih besar untuk produksi minyak nasional.

Ali Masyhar Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa mengatakan, kontribusi Jabanusa untuk produksi minyak nasional mencapai 35 persen. Terbesar di antara empat perwakilan SKK Migas lainnya di Indonesia.

Meski demikian, dia mengakui, sampai saat ini jumlah produksi minyak secara nasional belum bisa memenuhi total kebutuhan konsumsi minyak di Indonesia.

Hingga akhir 2018, kata Ali, jumlah produksi minyak nasional rata-rata 750 ribu barel per hari. Sementara total kebutuhan konsumsi minyak mencapai 1,6 juta barel per hari.

“Ada gap memang. Pemenuhannya, ya, dengan impor. Justru karena impor, ketika dolar naik, minyak naik, ini dapat menggerus anggaran belanja. Impor minyak jadi kewajiban sudah,” ujarnya, Rabu (30/1/2019).

Ketimpangan antara produksi dengan konsumsi minyak di Indonesia ini, kata dia, sudah terjadi sejak 2004 silam. Karena itulah, menurutnya, negara melalui SKK Migas berupaya sekeras-kerasnya mulai mengecilkan gap.

“Targetnya sekitar 2022 bisa nyampe 1 juta barel per hari. Prospek yang menjanjikan masih banyak,” ujarnya.

Dia menyebutkan beberapa prospek yang memberikannya optimisme bagi SKK Migas untuk memenuhi target produksi itu. Di Jawa Timur, misalnya, ada Lapindo Brantas yang sedang mencari minyak.

“InsyaAllah 20 Februari tajak pertama, ngebor di Metro Jombang. Lalu ada EML (PT Energi Mineral Langgeng) di sumur EMC-02, namanya, di Sumenep (Madura). Ini sudah tajak,” katanya.

Tidak hanya itu, tambah Ali, ada PT Pertamina Hulu Energi yang sedang mengeksplorasi sumber minyak dan gas baru di Tuban, serta Pertamina EP Alas Dara Kemuning (ADK) yang sedang mengeksplorasi Blora.

Ali Masyhar menargetkan, dari kontribusi Jabanusa yang sudah 35 persen untuk produksi minyak nasional, pada 2019 ini harus ada peningkatan, setidaknya mencapai 40 persen.

“Saya perlu mengapresiasi semua KKKS di wilayah Jabanusa yang telah menunjukkan hasil kerja yang luar biasa,” ujarnya.

Wisnu Prabowo Taher Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas pada kesempatan yang sama di Surabaya mengatakan, optimisme itu memang masih ada.

“Dari prospek yang kami miliki, kami optimistis bisa terwujud. Kita perlu menyuarakan, hulu migas di Indonesia masih menarik. Karena investasi harus dipenuhi dulu. Perlu investor yang berani menanggung risiko,” ujarnya.

Berdasarkan data SKK Migas, realisasi investasi pada 2018 sebesar USD 12 miliar dari target yang disepakati sebesar USD 14,2 miliar atau baru mencapai 84 persen.

“Kami akan mengumpulkan semua data yang dipetakan oleh geolog, semua titik potensial untuk ditawarkan kepada investor. Kami juga akan terus menyederhanakan proses bisnis agar lebih menarik investor,” katanya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
29o
Kurs