Jumat, 26 April 2024

Pasar di Jatim akan Diterapkan Ganjil Genap

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Ilustrasi. Penerapan physical distancing yang ada di Pasar Karang Menjangan, Surabaya. Foto: Istimewa

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim akan menerapkan format ganjil genap bagi stand di pasar tradisional, sebagai penerapan physical distancing mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim.

“Konfirmasi sampai tadi sore, mulai besok (Rabu 6 Mei) ada beberapa pasar yang harus dilakukan proses penutupan satu toko, kemudian lewat satu toko. Dibikin ganjil genap, selang-seling begitu,” ujar Khofifah dalam live Webinar Zoom bersama 100 pemimpin redaksi (pemred) media yang tergabung dalam Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan tema ‘Membangun Sinergi Hadapi Pandemi’, Selasa (5/5/2020).

Format ganjil genap ini kata Gubernur, misalnya pada hari ini toko yang buka adalah nomor urut satu, tiga, dan lima. Kemudian besoknya nomor dua, empat, enam, dan seterusnya.

“Hari pertama toko ganjil yang buka, hari kedua toko genap yang buka,” katanya.

Khofifah juga akan menerapkan format physical distancing bagi para pedagang pasar dengan model berjarak yang mengadopsi seperti di negara Vietnam.

“Mulai besok juga ada beberapa pasar yang disiapkan format seperti di Vietnam. Kami sedang menyiapkan. Karena memindahkan mereka dari pasar di mana mereka sudah punya bedak-bedak, kemudian ke jalan raya, rupanya tidak sesederhana itu,” katanya.

Langkah mengatur kedisiplinan di pasar ini selain untuk memutar roda ekonomi rakyat, sekaligus memotong rantai penularan Covid-19 di pasar-pasar. Sebab, adanya fenomena klaster di Jatim harus segera ditangani, salah satunya juga memutus rantainya di pasar-pasar.

“Kalau dilihat munculnya klaster-klaster ini, kalau tidak segera dilakukan penanganan secara efektif terutama di pasar pasar maka lebih lama,” katanya.

Khofifah mengatakan, puncak pandemi Covid-19 di Jatim awalnya diprediksi akhir Mei. Tapi karena kedisiplinan tidak terjaga dan ada keterlambatan penanganan klaster maka bisa jadi bulan Juni.

“Kalau semua bisa disiplin sebenarnya akhir Mei sudah fiksnya. Tetapi model kedisiplinan tidak terjaga dan klaster klaster yang tidak segera terespons maka bisa Juni,” katanya.

Menurut Khofifah, ada fenomena munculnya klaster-klaster baru di Jatim. Ada klaster TKI, kemudian Temboro, klaster Sampoerna, klaster Pujon, dan klaster Tulungagung.

“Klaster Pujon dan Tulungagung bisa teratasi karena segera ada penanganan. Yang telat itu klaster Sampoerna,” katanya. (bid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs