Jumat, 29 Maret 2024

Pengusaha Diminta Atur Jam Kerja Pegawai untuk Hindari Kemacetan di Pagi Hari

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Foto udara kondisi Check Point Bundaran Waru di perbatasan Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo pada hari pertama PSBB, Selasa (28/4/2020). Foto : Purnama suarasurabaya.net

Pengusaha diminta mengatur jam kerja pegawainya menggunakan sistem shift selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya. Ini untuk menghindari penumpukan kendaraan yang akan masuk Kota Surabaya.

Mahmud Junaedi, Ketua Forum Komunikasi Manajemen HRD PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) mengatakan bahwa anjuran ini disampaikan Kapolda Jawa Timur dalam dalam rapat evaluasi PSBB Surabaya Raya yang digelar Selasa (28/4/2020) malam.

“Kami diminta Kapolda untuk membuat action plan dengan menggeser jam kerja agar mobilitas pegawai tidak terkonsentrasi di pagi hari seperti kemarin. Karena tidak ada pembatasan jam malam, kami diminta menggunakan shifting work. Misalnya menjadi 4 shift, masing-masing 6 jam per shift,” kata Junaedi kepada Radio Suara Surabaya

Dalam rapat itu pula, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyatakan bahwa kawasan industri diberi keleluasaan beroperasional selama menerapkan protokol kesehatan Covid-19. “PSBB bukan pelarangan atau penghentian, tapi pembatasan,” kata Junaedi mengutip Khofifah.

Junaedi menjelaskan, terminologi jam malam memang sempat menjadi ketakutan para pekerja pabrik. Sehingga mereka memindahkan jam kerja di malam hari ke pagi hari. Hal ini secara tidak langsung diduga ikut menyumbang kemacetan di chck point jalur masuk Kota Surabaya. Mengingat ada lebih dari 70 ribu orang yang bekerja di 350-an perusahaan di komplek SIER.

Dalam pertemuan semalam, kata Junaedi, pihaknya juga menyampaikan sejumlah masukan dan keluhan kepada Kadisnakertrans Jatim. Seperti masih adanya karyawan yang dilarang masuk Surabaya meski sudah menunjukkan ID Card dan surat keterangan dari perusahaan.

Selain itu Junaedi juga meminta Disnaker melakukan tindakan preventif berupa monitoring penerapan protokol kesehatan di kawasan industri. Termasuk bimbingan apakah protokol kesehatan yang dilakukan di kawasan SIER sudah benar, karena kalau ada yang terjangkit, dikhawatirkan bisa mengakibatkan kerugian terutama bagi perusahaan consumer goods.

“Kami tetap mendukung upaya  pemerintahmemecah konsentrasi massa untuk mencegah penyebaran Covid-19, meskipun harus menanggung beban operasional yang lebih tinggi,” ujarnya.(iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs