Sabtu, 20 April 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Mambaul Ulum Mojokerto Ikhtiar Memajukan Pesantren dengan Waralaba

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Puluhan tahun menjadi agen minyak tanah dan penyalur LPG, kini Koperasi Pesantren Mambaul Ulum juga punya usaha lain. Yaitu waralaba 'Bakso Gibras'. Foto: Suara Surabaya Media

Mendirikan pondok pesantren harus siap segalanya. Termasuk siap menampung calon-calon santri, yang berasal dari keluarga kurang mampu. Itulah yang disampaikan KH. Abdul Rosyid Mansur Pengasuh Pesantren Mambaul Ulum Mojosari Mojokerto kepada Radio Suara Surabaya.

Membuka bisnis bukanlah hal yang baru di tempatnya. Puluhan tahun menjadi agen minyak tanah dan penyalur LPG, kini Koperasi Pesantren Mambaul Ulum juga punya usaha lain. Yaitu waralaba ‘Bakso Gibras’.

“Almarhum KH. Mansyur Hamid pendirinya (ponpes, red), menginginkan bagamana caranya fuqara masakin (fakir miskin, red) dan yatim piatu bisa sekolah. Itu awalnya. Dari situ almarhum menginginkan ada sumber (penghasilan, red) di dalam pesantren ini. Sehingga saat itu masih zaman orde baru sama pemerintah dikasih DO (delievery order, red) minyak tanah. Itu tahun 1984, 2 tangki per hari,” kata KH. Abdul Rosyid Mansur.

“Itu terus berkembang sampai DO 22 tangki per hari. Dari perkembangan tahun 1984-1987, Abah (KH. Mansyur Hamid) baru bisa beli bus untuk mengangkut fuqara masakin dari panti asuhan. Karena almarhum beranggapan biaya terbesar pendidikan itu di transportasi. Sehingga beli bus 1 unit, terus tambah menjadi 12 bus untuk mengangkut santri dari beberapa penjuru,” ujarnya.

Dari usaha itulah, bisa menghidupi pesantrennya. Tidak berhenti menjadi agen minyak tanah dan LPG, kata dia, kemudian pihaknya beranjak mencari peluang bisnis lainnya. Sehingga muncul bisnis waralaba ‘Bakso Gibras’.

Sementara itu, Alaikal Fajri atau yang akrab disapa Gus Alaik, putra dari KH. Abdul Rosyid Mansur, yang menjadi Ketua Yayasan Pesantren Mambaul Ulum Mojosari Mojokerto mengakui, berbagai unit usaha yang berjalan di pesantrennya pasti ada masanya.

“Unit-unit usaha yang ada di koperasi pesantren ataupun di luar pesantren memang punya dinamika sesuai zamannya,” kata dia.

Alaikal Fajri, Ketua Yayasan Pesantren Mambaul Ulum Mojosari Mojokerto. Foto: Dok. Suara Surabaya

Dia mengungkapkan, unit usaha LPG omset per bulannya bisa mencapai Rp800 juta dan usaha ritel sekitar Rp160 juta. Dibukanya bisnis waralaba ‘Bakso Gibras’ ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk tetap bisa menghidupi pesantrennya.

“Alhamdulillah sampai sekarang ‘Bakso Gibras’ sudah ada 17 outlet. Salah satunya di Sidoarjo, Pasuruan,” kata dia.

Gus Alaik menambahkan, usaha ‘Bakso Gibras’ itu juga melibatkan para santri dan alumni Pesantren Mambaul Ulum Mojosari Mojokerto. Harapannya, terutama untuk santri yang sudah lulus dan tertarik dengan usaha ‘Bakso Gibras’, mereka bisa membuka cabang di daerahnya masing-masing.

“Menjadi menarik ketika mereka lulus, mereka bisa mengcover bagaimana mengelola dari hulu ke hilir bakso sampai jadi itu bagaimana,” ujarnya. (ang)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
29o
Kurs