Jumat, 19 April 2024

Sarang Burung Walet Masih Jadi Komoditi Teratas Ekspor Indonesia

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Musyaffak Fauzi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, mengatakan sarang burung walet merupakan komoditi andalan ekspor Indonesia. Hampir 80 persen kebutuhan sarang walet China dipasok dari Indonesia. Foto : Manda suarasurabaya.net

Beberapa komoditas masih eksis di tengah pasar internasional pada situasi pandemi seperti saat ini. Salah satunya sarang burung walet.

Musyaffak Fauzi, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya, mengatakan, sarang burung walet merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, dan hampir 80 persen kebutuhan sarang walet China dipasok dari Indonesia. Hal ini diungkap Musyaffak, pada acara sosialisasi perkarantinaan kepada media massa, di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (23/3/2021).

Di tempat yang sama, Cicik Sri Sukarsih, Kepala Bidang Karantina Hewan mengatakan, saat ini pasar sarang burung walet di China sedang tinggi. Banyak masyarakat percaya bahwa dengan mengkonsumsi sarang burung walet dapat meningkatkan imunitas tubuh.

“Sekarang sarang burung walet itu pasarnya meningkat di China karena meyakini dengan makan minum sarang burung wallet bagus untuk kesehatan, seperti meningkatkan sistem imunitas tubuh. Selain itu sarang walet memiliki kandungan anti oksidan dan kolagen tinggi yang dipercaya membuat kulit awet muda,” jelasnya

Bisnis sarang burung walet ini tentunya sangat menggiurkan karena nilai ekonomisnya sangat tinggi.

“Untuk ekspor ke China saat ini ada empat perusahaan yang lolos, dan ada dua perusahaan lagi di Jawa Timur dalam proses asesmen. Dan di tahun 2021 ada lima perusahaan yang kita lakukan bimbingan teknis, agar kelima perusahaan itu bisa segera ekspor sarang burung walet ke China,” katanya

Selain ekspor ke China, sarang burung walet ini juga di ekspor ke beberapa negara, salah satunya ke Australila, namun diakui Cicik, masih menemui beberapa kendala, karena Australia menerapkan beberapa persyaratan khusus, seperti harus melalui pemanasan 100 derajat, kemasan harus vacum, dan tidak ada cemaran daging sapi dan kambing.

“Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor sarang burung walet masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya, ” katanya.

Cicik menambahkan, para pelaku usaha banyak menyasar pasar China karena harga jual yang lebih tinggi dibandingkan negara tujuan lain. “Satu kilo sarang burung walet bisa dihargai Rp 40 juta,” pungkasnya.

Berikut 5 Besar Komoditi Karantina Hewan Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tahun 2019-2020:
1. Sarang Burung Walet Rp 3,5 triliun
2. Premiks Rp 335 miliar
3. Susu dan Produk Olahannya Rp 172 miliar
4. Kulit Jadi Rp 127 miliar
5. Daging Sapi dan Olahannya Rp 52 miliar.(man/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
33o
Kurs