Selasa, 19 Maret 2024

Sulap Minyak Jelantah Jadi Pundi-Pundi Rupiah

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Masyarakat sedang antre setor minyak jelantah. Foto : Dokumen suarasurabaya.net

Apa yang anda lakukan terhadap minyak goreng yang sudah digunakan untuk menggoreng? Apakah anda termasuk yang menggunakannya berulang kali hingga warnanya berubah? Atau memanfaatkannya hanya untuk 2-3 kali goreng seperti yang dianjurkan? Besar kemungkinan kedua opsi ini punya ending yang sama, yaitu berakhir di tempat pembuangan.

Namun oleh Imam Suteddy, pria yang banting setir dari pengusaha agen travel menjadi pengepul minyak jelantah di Surabaya akibat pandemi, limbah ini dimanfaatkannya menjadi pundi-pundi rupiah yang menggiurkan.

Saat dihubungi Suara Surabaya, Minggu (26/9/2021), Imam mengatakan, minyak jelantah ini ternyata punya banyak peminat di pasar luar negeri untuk diolah sebagai biodiesel.

“Saat dikasih tahu teman, ternyata untuk biodiesel. Tapi bukan dikelola di Indonesia, diekspor ke Eropa. Di situ saya searching apa beneran jelantah dieskpor, ternyata bener. Ada 10 negara yang menerima minyak jelantah dalam bentuk mentah,” jelasnya.

Dari situ dia mulai giat mencari dari rumah ke rumah, dari satu dua liter meningkat jadi jeriken per jeriken. Juga dari tukang gorengan satu ke yang lainnya.

Dia juga sempat mengiklankan usahanya ini di media sosial Facebook untuk mencari orang yang bersedia memberikan minyak jelantah.

Namun dia tidak mendapatkannya secara gratis, Imam pun membeli minyak tersebut dengan harga per liter yang berubah-ubah mengikuti harga minyak dunia.

“Acuannya UCO (used cooking oil). Naik turun mengikuti harga minyak dunia, dulu dari mulai 3ribu sampai 6ribu, sekarang lebih tinggi lagi,” terang Imam.

Saat ini Imam mengaku bisa mengumpulkan hingga 2 ton dalam seminggu, baik dari masyarakat yang memberikan secara literan, dari hotel hingga catering sampai pabrik-pabrik besar.

Minyak jelantah yang dikumpulkannya dia salurkan kepada salah satu gudang minyak jelantah di Surabaya. Dia pun menjadi supplier tetap dari gudang minyak jelantah tersebut.

Di Surabaya sendiri, kata Imam, ada lebih dari lima perusahaan yang membantu ekspor minyak jelantah ke luar negeri. Sehingga peluang usaha ini pun cukup besar

Sekarang sudah tahu kan, kemana sebaiknya pembuangan akhir untuk minyak jelantah kita?.(dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 19 Maret 2024
31o
Kurs