Rabu, 24 April 2024

Harga Minyak Jatuh di Atas 3 Persen, Ikuti Pasar Saham AS yang Rendah

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi: Ladang minyak Equinor di Johan Sverdrup, Laut Utara Norwegia. Foto: Reuters

Harga minyak jatuh lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Senin (5/12/2022) atau Selasa (6/12/2022) pagi WIB, mengikuti pasar saham AS yang lebih rendah. Hal itu terjadi setelah data sektor jasa-jasa AS menimbulkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve dapat melanjutkan jalur pengetatan kebijakan agresifnya.

Seperti dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari tergelincir 2,89 dolar AS atau 3,4 persen, menjadi menetap di 82,68 dolar AS per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari merosot 3,05 dolar AS atau 3,8 persen, menjadi ditutup di 76,93 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak tersebut pada awalnya naik lebih dari dua dolar AS, sebelum berbalik arah. Selama sesi tersebut, kontrak bulan depan WTI mulai diperdagangkan lebih rendah dari harga setengah tahun, struktur pasar yang disebut contango, yang menyiratkan kelebihan pasokan.

Aktivitas industri jasa-jasa AS secara tak terduga meningkat pada November, dengan ketenagakerjaan pulih kembali, menawarkan lebih banyak bukti tentang momentum yang mendasari ekonomi ketika bersiap menghadapi resesi yang diantisipasi tahun depan.

Berita itu menyebabkan pasar minyak dan saham mengurangi keuntungan mereka.

Data menentang harapan bahwa Fed dapat memperlambat kecepatan dan intensitas kenaikan suku bunga di tengah tanda-tanda dari inflasi yang surut baru-baru ini.

“Kegelisahan ekonomi makro tentang The Fed dan apa yang akan mereka lakukan pada suku bunga mengambil alih pasar,” kata Phil Flynn Analis Grup Price Futures.

Mendukung pasar sebelumnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, atau OPEC+, pada Minggu (4/12/2022) sepakat tetap berpegang pada rencana Oktober mereka untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph) mulai November hingga 2023.

“Keputusan itu tidak mengherankan, mengingat ketidakpastian di pasar atas dampak larangan impor minyak mentah Rusia oleh Uni Eropa mulai 5 Desember dan pembatasan harga G7,” kata Ann-Louise Hittle Wakil Presiden Konsultan Wood Mackenzie.

“Selain itu, kelompok produsen menghadapi risiko penurunan dari potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi global dan kebijakan nol Covid-19 China.”

Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan Australia pekan lalu menyepakati batas harga 60 dolar AS per barel untuk minyak Rusia lintas laut.

Namun efek pembatasan harga di pasar berjangka selama sesi Senin (5/12/2022) kehabisan tenaga pada penghujung hari, kata Andrew Lipow Presiden Lipow Oil Associates, di Houston.

“Pasar telah menyadari bahwa Uni Eropa telah melarang pembelian minyak Rusia dengan beberapa pengecualian terbatas, dan China serta India akan melanjutkan dan membeli minyak mentah Rusia, sehingga dampak dari pembatasan harga akan berkurang,” kata Lipow.

Pada saat yang sama, sebagai tanda positif untuk permintaan bahan bakar di importir minyak utama dunia, lebih banyak kota di China melonggarkan pembatasan Covid-19 selama akhir pekan.

Aktivitas bisnis dan manufaktur di China, ekonomi terbesar kedua di dunia, tahun ini terpukul oleh langkah-langkah ketat untuk membatasi penyebaran virus corona.(ant/gat/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
30o
Kurs