Jumat, 26 April 2024

HIPMI: Ekonomi Sirkular Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi sampah plastik sekali pakai

Penerapan ekonomi sirkular diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan menciptakan lapangan kerja baru dalam jumlah yang besar.

Amalia Adininggar Widyasanti Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan bahwa penerapan ekonomi sirkular akan menciptakan pertumbuhan ekonomi hingga 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Robert Muda Hartawan Ketua Bidang Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Lingkungan Hidup Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengaku sangat setuju dengan penerapan ekonomi sirkular ini karena nantinya akan mempertahankan dan memperpanjang nilai sebuah produk selama mungkin.

“Ekonomi sirkular ini akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk menjadi lebih hijau dan berkelanjutan, tetapi juga membawa manfaat langsung melalui penciptaan pendapatan untuk pembangunan berkelanjutan. Saya yakin ekonomi sirkular ini bisa berdampak bagus untuk perekonomian Indonesia,” kata Robert dalam keterangannya, Selasa (1/3/2022).

Berdasarkan kajian Bappenas, penerapan ekonomi sirkular dapat mengurangi limbah pada lima sektor prioritas tersebut sebesar 18 hingga 52 persen dibandingkan hanya dengan skenario business as usual pada 2030.

“Ekonomi sirkular akan menjadi masa depan ekonomi global dan perusahaan. Dengan konsep circular economy, sampah, termasuk makanan, bisa menjadi sumber daya baru. Apalagi kita tahu, setengah dari sampah kota berasal dari sisa makanan,” ujar Robert.

Robert juga menambahkan dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) dengan instalasi carbon capture, utilization, and storage (CCUS) juga dinilainya bisa menjadi solusi dari dampak negatif karbon emisi. Pada 2018, sampah kota menyumbang 43 ribu ton CO2, atau setara dengan 34 persen emisi dari sektor persampahan.

“Untuk penerapan ekonomi sirkular ini, memang tidaklah mudah masih banyak tantangan dan permasalahan. Seperti menghadapi masalah yang sistemik, termasuk di antaranya sampah yang terdiri atas plastik, tekstil, dan makanan. Tetapi Indonesia perlu mulai menerapkan dan mengkaji lebih serius untuk penerapan ekonomi sirkular ini,” pungkas Robert.(faz/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs