Jumat, 29 Maret 2024

Menko Perekonomian Yakin Ekonomi Indonesia Mampu Mengatasi Ancaman Krisis Global

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Airlangga Hartarto Menko Perekonomian memberikan keterangan di Jakarta, Kamis (13/10/2022). Foto: Humas Kemenko Perekonomian

Airlangga Hartarto Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengatakan, perekonomian Indonesia mampu menghadapi ancaman krisis ekonomi global.

Menurutnya, faktor internal dan eksternal ekonomi Tanah Air masih sangat kuat. Apalagi, Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang adaptif.

“Indonesia faktor eksternalnya masih sangat kuat. Sehingga, Indonesia tidak termasuk dalam negara yang rentan terhadap masalah keuangan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (13/10/2022).

Walau begitu, Airlangga mengingatkan bahaya Perfect Storm, tantangan 5C yaitu Covid-19 yang belum selesai, conflict Ukraina yang berkepanjangan, climate change atau perubahan iklim, commodity price yang melonjak, dan cost of living dampak dari inflasi.

Joshua Pardede Ekonom Bank Permata juga sepakat dengan pernyataan Menko Perekonomian. Dia bilang, Indonesia mampu bertahan di tengah ancaman suramnya perekonomian global.

“Fiskal kita disiplin, tahun depan defisit akan kembali ke angka 3 persen. Sementara, negara lain berjibaku dengan tingkat utang yang tinggi. Dengan pengelolaan utang yang relatif baik, dan kebijakan moneter yang tidak seagresif Amerika Serikat. Tambahan postur ekonomi kita sendiri sangat didorong konsumsi rumah tangga,” katanya.

Konsumsi rumah tangga, lanjut Joshua, berkontribusi lebih dari 50 persen dari total produk domestik bruto (PDB) nasional. Kemudian penopang berikutnya adalah ekspor.

“Artinya, saat ekonomi dunia melambat, ekspor akan melambat, tetapi fakta kontribusi ekspor tidak lebih besar daripada konsumsi,” paparnya.

Maka dari itu, Joshua mengingatkan Pemerintah untuk serius menjaga konsumsi masyarakat.

“Asal konsumsi kita tetap terjaga, Pemerintah memprioritaskan belanja untuk mendukung daya beli masyarakat, untuk mendukung pelaku UMKM yang notabene adalah backbone ekonomi kita sendiri,” jelasnya.

Dengan kekuatan ekonomi domestik dan kebijakan Pemerintah yang tepat, Indonesia kemungkinan tidak akan terlalu parah terkena imbas resesi global.

Nailul Huda Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) juga memprediksi kondisi ekonomi Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman resesi global.

Pasalnya, porai konsumsi rumah tangga lebih besar dalam ekonomi Indonesia. Hal itu mampu membantu mengatasi pelemahan ekonomi akibat faktor global.

“Ekonomi kita masih cukup terjaga karena 50 persen lebih ditopang ekonomi domestik. Dengan tingginya permintaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi kita masih di kisaran 5 persen,” terangnya.

Di sisi lain, Huda menyebut ekonomi domestik bisa menjadi bumerang bagi Indonesia kalau daya beli masyarakat menurun.

Apalagi, tidak ganpang memulihkan daya beli masyarakat kalau sudah terlanjur jatuh. Huda pun meminta Pemerintah menjaga inflasi inti agar tidak melonjak terlalu tinggi.

“Kalau daya beli masyarakat terpukul, bisa lama pulihnya karena pemulihan daya beli ini cukup lama dibandingkan ekspor dan impor kita. Makanya, dari awal disampaikan perlu menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga tingkat inflasi, terutama inflasi inti,” tegasnya.

Lebih lanjut, Huda mengingatkan Pemerintah untuk menahan inflasi sebisa mungkin tidak melebihi 10 persen. Karena, dampak susulannya akan sangat berbahaya bagi konsumsi rumah tangga yang menopang perekonomian Indonesia.

“Kalau inflasi menggila sampai ke angka dua digit, bisa berbahaya bagi konsumsi rumah tangga,” sebutnya.

Walau ekonomi Indonesia sekarang masih dalam tahap yang aman, Pemerintah sudah harus menyiapkan strategi untuk mengendalikan inflasi ke depan kalau kondisi ekonomi global semakin buruk.

“Dengan tingkat inflasi sekarang, Pemerintah masih berani bilang aman. Padahal, tidak terlalu aman terkait masalah inflasi,” pungkasnya.(rid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs