Minggu, 12 Mei 2024

Pemprov Jatim: Inovasi Eko-Tren Kurangi Penduduk Miskin

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Santri sedang menekuni menjahit pakaian muslim pesanan, di Pesantren Nurul Cholil Bangkalan. Foto: Istimewa

Berbagai capaian untuk mengurangi masyarakat miskin telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, salah satunya melalui inovasi Pengembangan Ekonomi Masyarakat Berbasis Pesantren (Eko-Tren ) yang dikembangkan Dinas Koperasi dan UMKM.

Salah satu capaian tersebut adalah mewujudkan 4.125 lapangan kerja dan diklaim menurunkan jumlah penduduk miskin pada maret 2021 sebesar 13.240 orang.

Atas berbagai pencapaian itu, EKO-TREN berhasil masuk dalam Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tahun 2022 Kategori Umum yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Atas prestasi tersebut, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyebutkan bahwa ini bukti pesantren memiliki daya saing dan telah berkontribusi pada perekonomian daerah.

“Alhamdulillah, Jawa Timur ini gudangnya pesantren. Capaian Top KIPP ini menjadi bukti bahwa pesantren bukan hanya sebagai penguat dalam pendidikan dan agama, namun juga penggerak kemandirian ekonomi,” ucap Khofifah, Jumat (28/7/2022).

Sejak dikembangkan, EKO-TREN juga berhasil mendongkrak peningkatan omzet usaha pesantren dari Rp1,056 triliun menjadi Rp4,798 triliun.

Serta peningkatan aset yang semula Rp 796 miliar menjadi Rp3,92 triliun. Tak hanya itu, kontribusi kepada pesantren juga meningkat 30-75 persen dari kebutuhan operasional pondok pesantren.

Keberhasilan EKO-TREN bahkan telah direplikasi oleh 8 kabupaten/kota di Jatim. Antara lain Kota Madiun, Kabupaten Probolinggo, Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Magetan, Kabupaten Jombang, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Blitar.

“Inovasi ini tidak lepas dari kolaborasi antara pemerintah, media, akademisi, bisnis dan komunitas. Ini kemudian menjadi bentuk kerja bersama yang konkrit dan berkesinambungan,” tutur Khofifah.

Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial RI itu mengatakan, keberhasilan EKO-TREN tak lepas dari tiga pilar. Pertama, Pesantrenpreneur atau pemberdayaan ekonomi pesantren melalui koperasi pondok pesantren dan badan usaha lainnya sebanyak 550 pondok pesantren.

Kedua, Santripreneur atau pemberdayaan santri menjadi entrepreneur melalui laboratorium kewirausahaan dan vokasional skill sebanyak 112.116 santri.

Dan yang terakhir adalah Sosiopreneur atau pemberdayaan usaha alumni pesantren melalui sinergi dan kolaborasi dengan usaha ponpes dan masyarakat sebanyak 604 alumni pesantren.

“Inovasi dalam hal layanan adalah kewajiban, update teknologi adalah keharusan. Dan inovasi ini yang mampu mengisi ruh percepatan layanan birokrasi,” tegasnya.

Sebagai informasi, pendaftaran KIPP Tahun 2022 dimulai pada Maret-April 2022 dengan jumlah total pendaftar sebanyak 3.378 inovasi yang terbagi dalam inovasi kategori umum dan khusus. Dari jumlah pendaftar tersebut ditetapkan 230 finalis, dengan rincian 198 kategori umum dan 32 kategori khusus.(wld/iss)

Bagikan
Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 12 Mei 2024
26o
Kurs