Jumat, 19 April 2024

Pengembang Keluhkan Harga Rumah Subsidi yang Tak Kunjung Naik

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi perumahan. Pemerintah melalui program FLPP berupaya mensubsidi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk mendapatkan rumah murah. Foto: Antara

Endang Kawidjaja Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) mengatakan para pengembang yang tergabung dalam Himperra saat ini mengeluhkan harga rumah subsidi yang tak kunjung naik.

Pasalnya sejak dua tahun terakhir, harga rumah subsidi terpaku di harga Rp150.500.000. Padahal harga bahan material yang dibutuhkan untuk membangun rumah telah lama naik. Salah satunya kenaikan harga besi yang lebih dari 100 persen.

“Padahal membangun rumah subsidi itu sangat terbatas marjin keuntungannya. Ditambah saat ini harga solar naik sehingga membuat harga pabrikan juga ikut meninggi, seperti semen dan lainnya,” kata Endang saat ditemui di tengah-tengah Rakerda Himperra di Surabaya, Selasa (26/7/2022).

Menurutnya, kenaikan material membuat pengembang kesulitan untuk mencari kontraktor yang berkualitas untuk membangun rumah sesuai dengan keinginan pemerintah.

Sementara itu, Supratno Ketua DPD Himperra Jawa Timur mengatakan jika membangun rumah subsidi membutuhkan biaya yang lebih mahal dari rumah komersial.

Menurutnya, dengan harga material yang naik sementara harga rumah subsidi sudah dipatok oleh pemerintah tentu akan berdampak pada kuantitasnya. Jumlah rumah bersubsidi tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

“Kalaupun kami bisa dengan harga yang tetap ya tentu akan mengurangi kualitasnya, sederhana saja ini hukum alam,” tutupnya.(wld/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs