Sabtu, 27 April 2024

Kementerian ESDM Setuju Tonase Batubara 2024 Capai 922 Juta Ton

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tambang batu bara Para pekerja tambang mengoperasikan truk dan mesin di tambang batu bara milik PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk di kabupaten Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur. Foto: Reuters

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyetujui total tonase produksi batubara dalam negeri pada tahun ini mencapai 922,14 juta ton.

Angka tersebut didapat dari Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) Tahun 2024-2026 yang ditetapkan untuk 587 perusahaan.

“Jadi dari 587 persetujuan RKAB batubara, total tonase batubara untuk tahun 2024 adalah sebesar 922,14 juta ton,” kata Bambang Suswantono, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, dilansir Antara, Selasa (19/2/2024).

Ia mengatakan dalam proses penetapan RKAB batubara tahun 2024, pihaknya menerima. 883 permohonan, 587 di antaranya disetujui, 100 permohonan dikembalikan untuk direvisi, 75 dievaluasi, serta 121 permohonan ditolak.

Menurutnya, alasan 121 RKAB dari perusahaan itu rata-rata  ditolak, dikarenakan adanya permasalahan dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta adanya masalah data di sistem MODI.

“Jumlah penolakan RKAB batubara tahun 2024 sebanyak 121 permohonan dengan alasan penolakan sebagai berikut, yang pertama SKIUP habis yaitu ada 8 permohonan. PNBP sebanyak 75 permohonan ini belum bayar PNBP. Kemudian FS dan Amdal sebanyak 4 permohonan. MODI/ DIRKOM sebanyak 13 permohonan, masalah keuangan sebanyak 8 permohonan, Program Pemberdayaan Masyarakat sebanyak 11 permohonan,” katanya.

Sementara itu, untuk total tonase produksi batubara pada tahun 2025 dan 2026, masing-masing sebanyak 917,16 juta ton, serta 902,97 juta ton.

Namun sebelumnya, ia juga mengatakan bahwa pembangunan 16 fasilitas pemurnian mineral terintegrasi atau smelter tahun 2024 memiliki nilai investasi sebanyak 11.666 juta dolar AS atau dikonversi menjadi 11,6 miliar dolar AS.

Di sisi lain, terkait pembangun 16 smelter itu, terdiri dari tujuh smelter di sektor nikel, tujuh smelter untuk bauksit, satu smelter sektor besi, dan satu smelter untuk industri tembaga.

Sementara menurut Bambang, tujuh smelter nikel itu memiliki nilai investasi sebesar 2.676 juta dolar AS, dan lima di antaranya sudah beroperasi sejak 2023.

Sedangkan, fasilitas pengolahan mineral terintegrasi di industri bauksit memiliki nilai investasi sebanyak 5.853 juta dolar AS, realisasi investasi smelter besi sebesar 51,5 juta dolar AS, serta yang terbesar yakni nilai investasi di satu smelter sektor tembaga yang mencapai 3.084 juta dolar AS. (ant/sya/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
32o
Kurs