Kamis, 2 Mei 2024

Rupiah Melemah Hari Ini, Dipengaruhi Sentimen Risk Off Dari AS dan Tiongkok

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di pusat sebuah bank di Jakarta. Foto: Antara

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS di awal pekan dibuka turun dipengaruhi oleh sentimen risk-off (menghindari risiko) dari Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Pada awal perdagangan Senin (25/3/2024) pagi, rupiah dibuka tergelincir 7 poin atau 0,04 persen menjadi Rp15.790 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.783 per dolar AS.

“Indikator manufaktur AS yang kuat dan pasar tenaga kerja yang lebih ketat menurunkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal, meningkatkan sentimen risk-off di pasar,” kata Josua Pardede Kepala Ekonom Bank Permata kepada ANTARA dikutip Antara.

Sementara itu, bank sentral Tiongkok atau People’s Bank of China (PBoC) menurunkan referensi harian yuan terbesar sejak Februari 2024 yang menyiratkan bahwa Pemerintah Tiongkok membiarkan yuan terdepresiasi untuk mendukung perekonomian.

Lebih lanjut Josua menuturkan dolar AS menguat terhadap mata uang global, terutama karena sinyal dovish (pro pasar) dari berbagai bank sentral global, diikuti oleh indikator ekonomi AS yang solid.

Indeks dolar AS menguat didorong oleh pernyataan Andrew Bailey dari Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB). Gubernur BoE, menyatakan bahwa penurunan suku bunga kebijakan akan menjadi topik utama dalam pertemuan BoE mendatang, menegaskan sinyal bahwa suku bunga kebijakan BoE telah mencapai puncaknya.

Joachim Nagel salah satu anggota ECB, memperkirakan ECB akan mulai memangkas suku bunga bahkan sebelum liburan musim panas, menyiratkan penurunan suku bunga lebih awal pada tahun 2024.

Apresiasi dolar AS juga dipengaruhi oleh pernyataan salah satu pejabat The Fed, Raphael Bostic. Bostic menyatakan The Fed hanya bisa memangkas Fed Funds Rate satu kali pada tahun 2024 karena kekhawatiran melambatnya kemajuan disinflasi.

Sentimen tersebut mengimbangi dampak pengumuman pertemuan FOMC yang menandakan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.

Josua memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp15.750 per dolar AS sampai dengan Rp15.850 per dolar AS.(ant/man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
29o
Kurs