Minggu, 19 Mei 2024

LAPAN Bahas Pembangunan Stasiun Peluncuran Satelit

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi peluncuran satelit dari menara peluncuran. Foto: Reuters

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan membahas lebih lanjut rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit di Indonesia sesuai Undang-Undang Nomor 21/2013 tentang Keantariksaan.

Jasyanto Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN mengatakan, Indonesia adalah negara berkembang dengan wilayah yang sangat luas. “Sudah saatnya mempercepat penguasaan teknologi di bidang keantariksaan demi mendukung kemandirian bangsa di sektor-sektor strategis lainnya,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta yang dilansir Antara, Minggu (22/10/2017).

LAPAN, kata dia, mencoba membahas lebih lanjut langkah-langkah yang harus diambil untuk mempercepat kemandirian bangsa seperti yang diamanatkan UU dengan melaksanakan rencana pembangunan stasiun peluncur satelit sendiri.

Pembahasan ini akan dilakukan dalam seminar nasional “Kebijakan dan Regulasi Kegiatan Penerbangan dan Antariksa Menuju Kemandirian Nasional” pada 25 Oktober 2017 mendatang di Jakarta.

Tidak hanya mematangkan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit, pembahasan juga akan dilakukan untuk menjelaskan kontribusi keantariksaan di sektor ekonomi, pengembangan satelit dan roket, serta teknologi penerbangan di Indonesia.

Pasal 7 ayat 1 huruf d UU Keantariksaan menyebutkan, satu kegiatan keantariksaan meliputi peluncuran. Sedangkan pada pasal 34 ayat 1 disebutkan, peluncuran wahana antariksa, sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat 1 huruf d, dilakukan oleh lembaga di wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), wilayah yurisdiksi NKRI, kapal atau pesawat udara yang berbendera Indonesia, dan/atau kapal atau pesawat udara asing yang berada di wilayah kedaulatan atau wilayah yurisdiksi NKRI.

Sebelumnya, Thomas Djamaluddin Kepala LAPAN mengatakan, perencanaan lebih detail pembangunan stasiun peluncuran satelit ini sedang dilakukan. Termasuk, pertimbangan kerja sama dengan negara lain dalam pengerjaannya, mengingat dana yang dibutuhkan sangat besar, rumit, dan membutuhkan SDM yang lebih berpengalaman.

Pertimbangan melibatkan negara lain, menurut Thomas, agar Indonesia bisa lebih cepat memiliki stasiun peluncur satelit sendiri. Selain juga dengan kerja sama, artinya stasiun tersebut akan bisa lebih efisien dimanfaatkan dan tidak hanya menunggu program-program Indonesia saja tetapi juga dapat dilakukan negara mitra.

Beberapa negara yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk ikut membangun stasiun peluncuran wahana antariksa di Indonesia, menurut dia, adalah China dan Korea Selatan. Meski demikian, selain dua negara tersebut Indonesia juga akan menjajaki terlebih dulu negara-negara lainnya termasuk Jepang dan India.

Djamaluddin mengatakan, ajakan-ajakan untuk peneliti dan ilmuwan Indonesia untuk mengeksplorasi antariksa juga sudah berdatangan. Tidak menutup kemungkinan jika sudah memiliki stasiun peluncur satelit sendiri akan ada misi luar angkasa bersama untuk mengeksplorasi planet-planet lain.(ant/den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
27o
Kurs