Sabtu, 25 Mei 2024

Kemarau, Bencana Kekeringan Mulai Merata di Lumajang

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Bencana kekeringan akibat musim kemarau yang melanda Kabupaten Lumajang saat ini sudah mulai terlihat. Di antaranya, krisis air bersih yang mulai terjadi merata di sejumlah daerah, khususnya di wilayah kering.

Sebanyak lima kecamatan dengan 17 desa di seluruh Kabupaten Lumajang, telah mengalami krisis air. Bahkan, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Lumajang telah menetapkan status siaga bencana kekeringan.

Ribowo, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Senin (8/9/2014) mengatakan status siaga bencana kekeringan ini telah ditetapkan sejak Agsutus lalu. “Sejauh ini dari laporan yang masuk dan hasil pemantauan yang dilakukan personel BPBD, wilayah yang terdampak kekeringan sudah merata di lima Kecamatan dan 17 Desa,” katanya.

Wilayah Kecamatan yang masuk daerah terdampak kekeringan, diantaranya Kecamatan Ranuyoso, Kecamatan Klakah, Kedungjajang, Randuagung dan Padang.

“Sedangkan untuk Kecamatan Gucialit yang juga terkategori daerah kering karena wilayahnya di pegunungan, sejauh ini belum terlalu terdampak,” ungkapnya.

Untuk mengatasi bencana kekeringan ini, kata Ribowo, BPBD Kabupaten Lumajang memastikan akan mengoptimalkan armada truk tangki air sebagai tiga unit guna menyuplai kebutuhan air bersih di wilayah-wilayah tersebut.

“Tentu, droping itu dilakukan sesuai dengan permintaan masyarakat yang diajukan melalui Desa, Kecamatan dan berjenjang hingga BPBD Kabupaten Lumajang,” terang dia.

Secara terpisah, Hendro Wahyono, Kepala Bidang Pencegahan, Kesiap-siagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang menambahkan, selain suplai air bersih, BPBD juga berupaya memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di wilayah kekeringan, dengan membangun penyuplai air bersih.

“Di antaranya membangun dongki, berupa kincir air yang bisa mengalirkan air bersih dari sumber air di bawah ke desa yang ada di atas,” kata dia.

Ke depan, masih ada desa-desa lainnya yang berupaya untuk memenuhi kebutuhan air dengan sistem yang bisa diterapkan. Seperti, menggunakan sistem gravitasi jika sumber mata airnya berada di atas pemukiman dan sistem bor untuk wilayah-wilayah yang masih bisa diterapkan.

“Hanya saja, wilayah krisis air ini rata-rata berada di daerah tinggi. Untuk itu, dilakukan pemetaan dan kajian di lokasi desa-desa tersebut sebelum ditetapkan apa yang bakal dibangun,” ungkap Hendro Wahyono. (her/ain/ipg)

Teks Foto :
– BPBD Kabupaten Lumajang menyuplai kebutuhan air bersih di daerah krisis air saat musim kemarau ini.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Sabtu, 25 Mei 2024
33o
Kurs