Jumat, 26 April 2024

SMA Little Sun Belajar Jurnalistik ke Suara Surabaya Media

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Septian Yudha marketing Suara Surabaya Media ikut menjelaskan seputar SS Media kepada siswa SMA Little Sun yang berkunjung ke SS. Foto: Desri suarasurabaya.net

Sebanyak 14 siswa SMA Little Sun melakukan kunjungan jurnalistik ke Suara Surabaya (SS) Media pada Rabu (7/9/2022).

Rombongan ini berkeliling studio dan ruang kerja di Suara Surabaya Media untuk mengetahui lebih dalam cara memproduksi berita dan penyiarannya.

Pelajar Little Sun berkeliling melihat ruang redaksi suarasurabaya.net sambil berbincang dengan Billy editor. Foto: Desri suarasurabaya.net

Setelah berdiskusi dan mendengar pemaparan materi mengenai pembuatan dan pengelolaan berita di suarasurabaya.net serta media sosial, mereka diajak melihat proses dan kegiatan penyiaran.

Salah satu siswa SMA Little Sun saat diajak mengudara oleh penyiar Suara Surabaya, Rabu (7/9/2022). Foto: Desri suarasurabaya.net

Di ruang gatekeeper salah satu siswa SMA Little Sun sempat diwawancarai penyiar Suara Surabaya.

Sementara itu Mr. Rizal, pendamping sekaligus penanggung jawab kunjungan tersebut menjelaskan, bahwa tujuan kunjungan tersebut untuk belajar dunia jurnalistik terutama dunia penyiaran.

“Kami ingin, dalam setiap mata pelajaran itu kami memperkenalkan dunia karier yang berhubungan dengan mata pelajaran mereka, sehingga bisa memberi pengalaman belajar yang unik, berkaitan dengan di dunia kebahasaan seperti penyiaran,” ucapnya.

Selain itu, Mr.Rizal juga mengungkapkan kekagumannya terhadap Radio Suara Surabaya yang hingga saat ini bisa bertahan dan bersaing dengan media yang lain.

“Saya terkejut dan kagum sama Suara Surabaya, karena bisa menyesuaikan berbenah dan menyesuaikan dengan zaman, apalagi kita tau era sekarang ini tentu teknologi akan bersaing apalagi radio. Saya yakin SS sudah lakukan inovasi, dan anak anak sudah belajar sesuatu dari sini,” jelasnya.

Ia berharap, SS bisa terus eksis, dan selalu mengabarkan sesuai yang menjadi taglinenya, yakni News, Interakti, Solutif.

“Nah, ini yang harus terus dikembangkan, dan saya percaya pasti akan memberi dampak bagi masyarakat Surabaya,” ucapnya.

Sementara itu, Kimberli siswa yang ikut ekstrakurikuler jurnalistik, menceritakan kesannya setelah mengunjungi Suara Surabaya.

“Gak nyangka kantornya SS fun, nyaman banget, dan sesuai sama taglinenya. Bener-bener bisa menyesuaikan dengan anak muda. Tap juga bisa tetap mempertahankan ciri khasnya. Menurut saya keren sih,” ungkapnya.

Ia juga berharap, agar ke depannya Suara Surabaya tetap bisa eksis. “Karena saya merasa lebih ada temen, terutama kalau sedang di jalan. Apalagi terkadang saya gak ingin dengar musik dan liat handphone, jadi dengan SS yang sering mengajak pendengarnya ngobrol itu, kayak ada temannya, terus info yang dikasih juga akurat, dan disaring dulu. Saya merasa lebih kebantu sih karena adanya SS,” ujar Kimberli.

Usai mengelilingi studio dan ruang kerja Suara Surabaya, ke 14 pelajar diajak untuk ke lantai dua, untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai Suara Surabaya Media.

Sesi diskusi siswa SMA Little Sun bersama Iping Supervisor New Media Suara Surabaya, Rabu (7/9/2022). Foto: Desri suarasurabaya.net

Iping Supingah, Redaktur/Supervisor New Media membuka peluang tanya jawab. Sebagian besar siswa penasaran tentang bekal yang harus dimiliki sebagai seorang penyiar maupun reporter.

Iping pun menjelaskan panjang lebar tentang kriteria menjadi penyiar,  dan reporter Suara Surabaya.

Ada siswa juga yang bertanya karena dia penasaran apa suka duka menjadi seorang reporter. Iping pun dengan lihai menceritakan pengalamannya ketika menjadi reporter dulu, terutama di jaman reformasi, yang hampir setiap hari meliput aksi demonstrasi.

“Banyak suka dukanya jadi reporter. Sukanya setiap hari bisa ketemu orang dan peristiwa yang berbeda. Bisa ketemu dengan siapa pun. Mulai orang biasa sampai pejabat. Bisa ditugaskan ke mana-mana bahkan luar negeri. Jadi nggak jenuh, hidup jadi sangat bervariasi,” ungkapnya.

“Kalau jaman reformasi hampir tiap hari ada demo. Kadang kalau sudah liputan demo bisa pagi sampai sore. Malamnya kalau ada peristiwa kebakaran ya harus liputan sampai malam. Tapi karena sejak SMA saya hobi di bidang jurnalistik ya dinikmati saja saat bekerja, menyenangkan jadinya. Nggak terasa capeknya,” ujarnya.

Diskusi yang berlangsung lebih dari 1 jam, seakan tidak terasa. Masih terus mengalir pertanyaan dari siswa SMA Little Sun Surabaya ini. Rupanya mereka antusias mendengarkan kisah-kisah pengalaman liputan dari lapangan, sebagai bekal buat mereka yang mencintai bidang jurnistik. (des/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs