
Sebanyak 20 mahasiswa dari Program Studi Statistika Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) bersama 10 mahasiswa Statistika Universitas Airlangga (Unair) melakukan kunjungan edukatif ke kantor Suara Surabaya Media pada Rabu (30/4/2025) sore.
Kunjungan itu merupakan bagian dari program kolaborasi akademik antara Statistika UKM dan Unair, yang bertujuan memperluas wawasan mahasiswa terkait penerapan ilmu statistika dalam dunia nyata, khususnya di bidang media dan jurnalistik digital.
Nashwa Carista salah seorang mahasiswa Statistika Unair mengatakan, kunjungannya bertujuan untuk memahami lebih dalam tentang proses pengolahan data yang dilakukan oleh media, serta peran penting data dalam menghasilkan berita yang akurat dan informatif.
“Tujuan utamanya itu untuk memahami peran data dalam dunia jurnalistik khususnya di era digital seperti sekarang. Kami ingin belajar juga proses kerja dari Suara Surabaya dalam menerima informasi dari masyarakat hingga memverifikasi dan mengolah itu jadi berita yang informatif dan akurat. Itu juga sejalan sama hal yang dipejari di jurusan kami, statistika,” kata Nashwa pada suarasurabaya.net.
Selain itu, dia berharap setelah kunjungan ke Suara Surabaya, mahasiswa Statistika Unair maupun UKM berkesempatan membangun relasi dan membuka peluang kerja sama lebih lanjut antara mahasiswa statistika dengan institusi media.
“Kami ingin bisa lebih paham dengan dunia nyata khususnya bidang jurnalistik serta kami juga ingin menjalin kolaborasi atau bahkan bisa magang di sini. Sehingga, mahasiswa statistika bisa langsung terjun mengaplikasikan ilmu dan membantu media untuk mengoptimalkan pengolahan data,” ujarnya
Sementara itu, Alif Fadil, salah seorang mahasiswa statistika Universiti Kebangsaan Malaysia menyatakan pernah mendengarkan Radio Suara Surabaya secara tidak sengaja, melewati radio di taksi online yang dinaikinya.
“Saya naik taksi online semalam, lalu mendengarkan Radio Suara Surabaya di radio mobil dan mengikuti ada pencurian sepeda yang selalu diupdate lewat radio ini,” katanya.
Dalam kunjungannya, mereka diajak melihat bagaimana proses produksi siaran berlangsung, mulai dari penyusunan naskah, penyampaian berita, hingga pengelolaan media sosial yang mendukung eksistensi Suara Surabaya.
Mereka juga mencoba membuat rekaman siaran untuk merasakan pengalaman menjadi penyiar. (dra/ham/rid)