Sabtu, 14 Juni 2025
Penurunan Lapisan Tanah

Jadi Biang Kerok Tanggul Jebol dan Over Topping

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan

Penurunan lapisan tanah (land subsidence) di sekitar pusat semburan lumpur menjadi satu diantara penyebab over topping dan jebolnya tanggul utama yang terjadi hampir tiap hari beberapa hari belakangan ini. Hal tersebut diungkapkan SOFYAN HADI Deputi Operasional Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS).

Pada suarasurabaya.net, Sabtu (05/05) SOFYAN menjelaskan berdasarkan data penelitian Pertamina, penurunan tanah terjadi di sebelah Utara pipa yang pernah pecah 22 Nopember 2006 lalu. Penurunan itu sekitar 1,5 meter dan terus bergerak. Dalam laporan tersebut disebutkan juga wilayah yang mengalami subsidence dalam pola daerah berbentuk elips radius 2,8 km hingga 1,5 km.

“Hampir bisa dipastikan, salah satu penyebab seringnya tanggul jebol dan over topping adalah penurunan lapisan tanah. Untuk itu dalam jangka pendek ini kita akan melakukan penguatan tanggul dan dalam jangka panjang akan kita lakukan mekanisasi dengan pendekatan pertambangan dimana lumpur akan dikelola dan dialihkan ke laut,” kata SOFYAN.

Keyakinan yang sama juga diungkapkan AMIEN WIDODO pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Menurutnya ada 4 kemungkinan penyebab over topping dan jebolnya tanggul, yakni karena hujan yang deras, tanggul tak cukup kuat menahan tekanan lumpur, land subsidence, dan volume semburan meningkat.

“Dugaan saya cukup kuat ini karena land subsidence. Ini bisa dilihat dari pantauan citra satelit dan penglihatan visual. Sebenarnya lebih akurat dengan GPS. Secara visual kita bisamelihat bagaimana tanah di bagian Utara pusat semburan itu kian lama ambles. Lihat saja, atap pabrik PT CPS di Siring itu kan masih terlihat, sedangkan jembatan fly over Siring yang ada di sebelah Utara itu sudah tenggelam oleh lumpur,” kata dia.

Penurunan lapisan tanah, kata AMIEN bisa juga dilihat dari semakin banyaknya rumah yang dinding maupun lantainya retak menganga. Retakan itu, kata AMIEN membentuk garis lurus mengarah ke pusat semburan. Selain itu, bisa dilihat juga dari berubahnya aliran saluran air.

“Untuk itu saya mengimbau BPLS untuk mengungsikan warga yang berada dalam radius land subsidence karena dampak terburuk yang terjadi karena amblesan tanah ini adalah munculnya gas-gas berbahaya dari dalam retakan,” papar dia.

Pantauan yang pernah dilakukan suarasurabaya.net di lapangan, rumah-rumah di sekitar pusat semburan memang mengalami retakan. Di Reno Kenongo bahkan ada sebuah rumah yang kamar mandinya roboh akibat adanya retakan. Sedangkan di Siring Barat, warganya pernah melaporkan adanya retakan besar pada bagian dinding.

Saluran irigasi Reno Kenongo di depan Kantor Desa Reno Kenongo bahkan sudah berubah arah alirannya. Jika sebelumnya mengarah ke Timur, kini mengalir ke Barat, ke arah pusat semburan.

Teks Foto :
1. Tanggul cincin di sektor 45 yang jadi langganan over topping dan hari ini sudah jebol. Pada Rabu (02/05) lalu overtopping terjadi karena timbulnya ombak lumpur di pusat semburan setinggi lebih dari 3 meter.
2. Tanggul kanal di sektor 47 sekitar Desa Jatirejo dalam seminggu terakhir juga tercatat jebol 2 kali mengakibatkan pond Jatirejo over flow dan meluber menggenangi akses utama menuju tanggul cincin.
Foto : dok suarasurabaya.net

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Sabtu, 14 Juni 2025
28o
Kurs