Rabu, 15 Mei 2024

Buwas Yakin, di KPK Kasus Pelindo II akan Berkembang

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Komjen Polisi Budi Waseso. Foto: Antara

Komjen Polisi Budi Waseso (Buwas) Mantan Kabareskrim yang kini menjabat Kepala BNN, mengapresiasi langkah KPK menetapkan RJ Lino Dirut Pelindo II sebagai tersangka kasus pengadaan tiga unit Quay Container Crane (QCC) tahun 2010. Meskipun sedikit berbeda dengan kasus yang ditanganinya ketika menjabat Kabareskrim, Buwas yakin hal itu masih saling berkaitan dan akan ada tersangka baru.

“Yah meski sedikit berbeda, tapi saya yakin kasus ini masih berkaitan. Saya mengapresiasi dan bangga terhadap kinerja KPK. Saya yakin KPK akan bekerja profesional dan kasus ini masih akan terus berkembang dan akan ada tersangka-tersangka lain yang akan ditetapkan oleh KPK,” ujar Buwas ketika dihubungi wartawan, Sabtu (19/12/2015).

Dia berharap kasus ini bisa dibongkar tanpa ada intervensi-intervensi terhadap kerja KPK sehingga KPK benar-benar bisa membuktikan semuanya dan semua yang terlibat dapat diproses sesuai hukum.

“Masyarakat nanti bisa menilai juga bahwa apa yang pernah saya kerjakan sebelumnya benar dan bisa dibuktikan. Pembuktian akan nyata dan bahwa apa yang Bareskrim lakukan sebelumnya sudah sesuai dengan kebenaran hukum,” kata dia.

Buwas sendiri membantah bahwa KPK dalam menetapkan RJ Lino sebagai tersangka berkoordinasi dengan dirinya karena pasca tidak lagi menjabat sebagai Kabareskrim, dirinya tidak lagi memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan kasus yang melibatkan orang yang diisukan didukung oleh Jusuf Kalla Wapres dan berada dibalik isu pencopotan Buwas sebagai Kabareskrim.

“Kalau masalah isu dibalik pencopotan saya dari dulu saya katakan sebagai prajurit Bhayangkara saya melaksanakan perintah saja. Saya kira tidak ada hubungannya. Saya melihat terbongkarnya kasus ini oleh KPK karena memang sudah waktunya,” ujar dia.

Ketika ditanyakan apakah dirinya berharap kasus ini bisa dikembangkan sampai pada para pejabat tinggi negara yang selama ini dianggap melindungi RJ Lino, Buwas hanya yakin bahwa kasus ini akan berkembang dan penyidikan tidak hanya akan berhenti pada satu kasus ini saja.”KPK profesional dan pasti kasus ini akan membuka kasus-kasus lainnya,” kata Buwas.

Sekedar diketahui KPK menetapkan RJ Lino sebagai tersangka dalam kasus pengadaan tiga unit Quay Container Crane (QCC) tahun 2010. Sementara kasus yang pernah ditangani Budi Waseso di Pelindo II adalah pengadaan 10 unit crane senilai Rp45 Miliar. Penyidik Dit Tipideksus Bareskrim menemukan proses pengadaan mobile crane tersebut menyalahi prosedur karena pemenang tender yang ditunjuk langsung.

Selain itu Pelindo dianggap tidak menggunakan analisa kebutuhan barang, hingga mengakibatkan 10 mobile crane yang diterima sejak tahun 2013 terbengkalai di Pelabuhan Tanjung Priok.

Ferialdy Noerlan Direktur Teknik Pelindo II telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Bareskrim. Namun sayangnya setelah itu, Budi Waseso Kabareskrim dicopot karena dugaannya ada pejabat tinggi negara yang berada dibalik RJ Lino.

RJ Lino bahkan tidak segan-segan menunjukkan siapa dirinya dan siapa pejabat negara yang berada dibelakangnya karena saat mengetahui kantornya digeledah, Lino secara demonstratif dihadapan wartawan menghubungi Sofyan Djalil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dikenal sebagai orangnya Jusuf Kalla.

Melalui sambungan telepon, Lino yang geram mengancam akan mundur dari posisinya sebagai Dirut PT Pelindo jika Joko Widodo atau Jokowi Presiden tidak segera menyelesaikan persoalan ini. Dalam percakapan itu, Lino juga mengungkapkan bahwa Meneg BUMN sudah menghubungi Kapolri dan meminta Sofyan Jalil untuk memberi tahu presiden bahwa dirinya lah yang membuat Pelindo menjadi perusahaan kaya dan jika diperlakukan seperti ini dia pun meminta berhenti.

“Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Pak Presiden, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Ibu Rini sudah telepon Kapolri. Saya sama sekali disappointed,” kata RJ Lino kepada Sofyan Jalil via telepon di Kantor Pusat PT Pelindo II, Pelabuhan Tanjung Priok bulan Agustus lalu.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 15 Mei 2024
25o
Kurs