Minggu, 5 Mei 2024

Mahasiswa Kampanyekan Baca Buku 25 Halaman Per Hari

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Mahasiswa dan pelajar saat mengikuti pelatihan membaca cepat. Foto: Iping suarasurabaya.net

Sejumlah mahasiswa di Solo, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Komunitas Bacadualima bersama Forum Silaturrahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) mengampanyekan gerakan membaca 25 halaman buku per hari sebagai upaya menyelamatkan masa depan Indonesia.

“Gerakan Bacadualima diluncurkan lewat media sosial Twitter pada tanggal 17 Agustus 2015 sebagai hadiah di hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 70,” kata Muhammad Syukri pencetus gerakan Bacadualima, saat dihubungi Antara, Rabu (19/8/2015).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNESCO tahun 2014, rata-rata anak-anak Indonesia hanya dapat membaca 27 halaman buku per tahun, artinya minat membaca anak-anak Indonesia masih sangat kurang sehingga diperlukan dorongan agar mereka mau membaca buku sedikitnya satu buku dalam satu bulan. Berbeda dengan anak-anak di Finlandia yang rata-rata mereka mampu membaca 300 halaman buku dalam waktu lima hari.

Syukri yang juga menjabat sebagai Ketua Umum FSLDK Nasional mengatakan bahwa target gerakan Bacadualima saat ini adalah masyarakat dalam usia produktif yang sebagian besar merupakan Mahasiswa. Namun ke depannya, gerakan ini diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat.

“Mahasiswa yang usianya masih usia produktif kita pilih sebagai bahan uji coba selama dua bulan. Alhamdulillah sudah berjalan, dan ke depannya nanti kita targetkan untuk semua lapisan masyarakat. Karena itu, mulai dari sekarang kita juga sudah kampanye kecil-kecilan dengan cara menghadiahkan sebuah buku kepada siapa pun yang kita temui,” kata Syukri.

Secara sistem, gerakan ini masih bergerak lewat media sosial dengan membentuk satu grup besar sebagai kelompok diskusi dan beberapa kelompok kecil di berbagai daerah diantaranya Solo, Aceh, Medan, Pontianak, dan Pekalongan yang di dalamnya membentuk suatu keluarga dengan sebutan paman, bibi, dan keponakan.

Setiap hari, keponakan sebagai anggota kelompok melapor kepada paman dan bibinya sebagai ketua kelompok bahwa mereka telah membaca 25 halaman buku per hari, lalu paman dan bibi juga melapor kepada grup besar sebagai pengurus pusat bahwa kelompoknya telah selesai membaca 25 halaman buku. Maka kegiatan membaca buku mereka dengan mudah dipantau dan pengurus pusat dapat menentukan sejauh mana gerakan ini berjalan.

Dalam waktu dekat, kampanye secara langsung akan dilakukan di Pontianak dengan bantuan pemerintah di bidang pendidikan. Selain itu, beberapa perguruan tinggi di Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Aceh telah melakukan kampanye secara langsung kepada mahasiswa baru dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).

Target jangka panjang yang telah direncanakan adalah misi 1 Juta buku terbaca dalam satu tahun. Misi ini akan dimulai pada Oktober 2015 dan dilihat serta dievaluasi hasilnya pada Oktober 2016. Hal ini akan dimulai dari rakyat Indonesia dalam usia produktif yang jumlahnya sekitar 13% dari total penduduk Indonesia.

Gerakan Nasional

Gerakan Bacadualima diharapkan dapat menjadi gerakan nasional. Para pencetus gerakan ini terus berupaya mendapat perhatian dari pemerintah. Saat ini mereka fokus pada satu sudut yaitu media sosial sebagai media kampanye. Sambil merapikan sistem, gerakan ini berusaha diperkenalkan ini kepada masyarakat luas lewat kampanye-kampanye langsung misalnya pembagian brosur di ruang publik dan sosialisasi di institusi pendidikan.

“Kami berharap gerakan ini bisa menjadi gerakan nasional. Kami berusaha mencari perhatian dari masyarakat dulu, setelah itu baru pemerintah. Saat ini kita rapikan sistemnya dulu, rencananya juga Insya Allah kita akan hadirkan tokoh masyarakat sebagai Brand Ambasador Gerakan Bacadualima” kata Syukri

Syukri juga menambahkan, Indonesia harus bisa meniru sikap disiplin rakyat Jepang yang setiap hari membiasakan membaca buku selama 10 menit sebelum melakukan aktivitas.

“Di Jepang itu dibiasakan membaca buku selama sepuluh menit sebelum belajar dan beraktivitas, ini adalah kebiasaan yang baik, tidak ada salahnya jika kita mencontoh kebiasaan yang baik,” kata Syukri.(ant/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
26o
Kurs