Senin, 20 Mei 2024
Serba-serbi Muktamar NU

Mitos Macan Jaga Makam Mbah Wahab

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Beberapa peziarah berdoa di Makam Gus Dur. Foto : Taufik suarasurabaya.net

Muktamar ke 33 Nahdlatul Ulama yang digelar di Jombang dimaksudkan untuk mendekatkan para muktamirin (peserta muktamar) dengan pesantren dan makam-makam para pendiri NU yang ada di Jombang.

“Kenapa digelar di sini, karena makam-makam pendiri NU ada di Jombang, dan ini sekalian agar warga NU bisa berziarah ke makam-makam tersebut,” Kata Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) ketua panitia Muktamar.

Dan benar saja, saat gelaran muktamar, makam-makam para pendiri NU yang ada di empat pesantren yaitu Pesantren Tebuireng, Bahrul Ulum Tambakberas, Mambaul Maarif Denanyar serta Darul Ulum Peterongan selalu ramai dikunjungi peziarah.

Dari beragam makam yang paling ramai tentu saja adalah Makam KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) serta Makam Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asyari yang merupakan pendiri NU sekaligus Rois Akbar NU.

Selain dua makam tersebut, ternyata juga ada satu makam lagi yang juga ramai dikunjungi adalah makam KH Wahab Chasbulloh (Mbah Wahab), yang berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang.

Makam ini memang memiliki daya tarik tersendiri karena beredar mitos adanya harimau atau macan penunggu makam. “Mitosnya memang seperti itu, percaya tidak percaya ya namanya mitos,” kata Farid Al Farisi, Cucu menantu Mbah Wahab.

Menurut dia, mitos ini awalnya muncul ketika Mbah Wahab berangkat nyantri atau menuntut ilmu ke Pesantren Syaikhona Kholil di Bangkalan. Sesampainya di pesantren Syaikhona Kholil, ternyata Mbah Wahab tidak diterima untuk nyantri dengan alasan yang tak jelas.

“Saat ditolak oleh Syaikhona Kholil, Mbah Wahab tidak langsung pulang ke Jombang. Beliau lantas ke Masjid (Pesantren) Syaikhona Kholil dan tertidur di bawah bedug masjid,” ujarnya.

Saat Mbah Wahab tertidur, Syaikhona Kholil tiba-tiba mengumumkan jika pesantrennya kedatangan macan sehingga seluruh santri harus berjaga dengan membawa aneka pentungan, celurit, serta senjata lainnya.

Namun karena para santri tak menemukan adanya macan, mereka lantas bertanya ke Syaikhona Kholil, yang dijawab dengan menunjuk ke Mbah Wahab yang sedang tertidur jika yang tidur itu dijaga macan.

Sejak saat itulah mitos jika Mbah Wahab dijaga macan terus berkembang hingga akhirnya ketika Mbah Wahab sudah wafat makamnya tetap ramai dikunjungi peziarah. (fik)

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Senin, 20 Mei 2024
26o
Kurs