Minggu, 12 Mei 2024

Hari Terakhir Bulak Fest, Lapak Sentra Ikan Bulak Masih Sepi Pedagang

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Arsita Kurniawati (kanan) satu diantara pedagang ikan asap di Sentra Ikan Bulak saat melayani seorang pembeli di hari terakhir Bulak Festival, Minggu (10/4/2016). Di lantai satu bangunan SIB, hanya ada empat pedagang setempat yang mau berjualan. Foto: Bru

Pemerintah Kota Surabaya telah mendirikan Sentra Ikan Bulak (SIB) sejak 2012 lalu. Sewa lapak bagi para pedagang ikan asap, krupuk, daging dan kuliner, tidak dipungut biaya alias gratis. Tapi sampai sekarang, lapak itu masih sepi peminat.

Pada hari terakhir Bulak Festival (#Bulak Fest) Minggu (10/4/2016), lantai satu bangunan SIB tampak masih sepi. Hanya ada empat pedagang ikan asap dan krupuk ikan yang berjualan. Sedangkan di lantai dua masih lumayan, ada sekitar 20 pedagang berbagai makanan yang berjualan.

Arsita Kurniawati satu diantara pedagang ikan asap membenarkan, sejak tahun 2014 lalu dia menempati stan tersebut tanpa membayar biaya retribusi apapun. “Begini saja masih banyak yang jualan di pinggir jalan. Padahal, tempatnya juga bersih,” katanya kepada suarasurabaya.net.

Menurutnya, para pedagang di Bulak Cumpat dan sekitarnya enggan berjualan di SIB karena tempatnya yang jauh. Mereka lebih memilih berjualan di pinggir jalan. Alasan lainnya, berjualan di pinggir jalan lebih mudah karena memasak ikan asapnya di rumah.

“Ada juga yang alasannya, kalau jualan di pinggir jalan orang yang lewat gampang belinya, nggak pakai parkir. Harusnya jangan ada pikiran seperti itu. Kalau ingin maju dan menambah perekonomian di kampung nelayan, pedagang harus bersatu,” ujarnya.

Sebenarnya pertengahan tahun 2014 lalu, kata Arsita, ada sekitar 20 pedagang yang berjualan. Tapi seiring berjalannya waktu banyak yang keluar meninggalkan lapaknya. Penambahan jumlah pedagang selama Bulak Fest, menurutnya hanya dua pedagang.

“Biasanya cuma dua pedagang, ada festival begini yang jualan ada empat orang. Kalau keuntungan saya, hari biasa rata-rata hanya dapat Rp100 ribu. Sekarang ada festival bisa Rp300 ribu sampai Rp400 ribu sehari,” ujarnya.

Tujuan Pemerintah Kota Surabaya mendirikan SIB di Jalan Cumpat, Kecamatan Bulak, Kenjeran adalah untuk menumbuhkan perekonomian dan memajukan masyarakat, terutama warga yang tinggal di kampung nelayan Cumpat.

Joestamadji Kepala Dinas Perikanan, Kelautan, Peternakan Pertanian dan Perkebunan mengatakan, stan tersebut memang masih sepi meskipun digratiskan bagi pedagang di Bulak Cumpat.

“Sebenarnya pedagang yang jualan di pinggir jalan itu sudah masuk dalam data, dan pernah berjualan disini (SIB, red) tapi tidak lama. Jadi sekarang mereka memilih bertahan dan tetap jualan di pinggir jalan,” kata Joestamadji.

Joestamadji mengatakan akan terus mensosialisasikan kepada pedagang agar mau berjulan di SIB. “Targetnya bulan depan. Jika tidak terpenuhi, maka ada pedagang lain yang bukan dari kampung nelayan yang akan menempati,” ujarnya. (bry/den/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 12 Mei 2024
28o
Kurs