Minggu, 5 Mei 2024

Harkitnas Bukan Lagi Merdeka Atau Mati, tapi Memenangkan Kompetisi

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Pramono Anung. Foto: Antara

Hakikat peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei 2016, memberi beragam makna bagi sejumlah Menteri Kabinet Kerja dengan cara yang berbeda.

Ada yang mengingatkan, bahwa kebangkitan bangsa Indonesia saat ini bukan lagi persoalan merdeka atau mati, ada juga yang mengingatkan pentingnya pembangunan pemuda yang berkualitas sehingga mereka mampu berkarya untuk memajukan bangsa.

Pramono Anung Sekretaris Kabinet (Seskab) mengatakan, kebangkitan bagi bangsa Indonesia saat ini bukan lagi persoalan merdeka atau mati, tetapi adalah hal bagaimana dalam era kompetisi ini bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang memenangkan pertarungan global.

Seskab mengingatkan, persoalan kita yang paling utama ini adalah bagaimana melakukan perang terhadap kebodohan, intoleransi, kesejahteraan, dan membuat bangsa ini adalah bangsa yang memenangkan pertarungan pada tingkat global. “Itulah yang harus dimaknai dari kebangkitan pada saat ini,” katanya.

Menurut Seskab, masa depan bangsa ditentukan oleh pemuda kita, dan merekalah yang akan menjadi pemimpin. Merekalah yang akan mendapatkan estafet kepemimpinan di kemudian hari.

“Untuk itu, kalau bangsa ini akan memenangkan pertarungan, yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan para pemudanya untuk mereka menjadi petarung pada dunia global di era kompetisi, sehingga mereka bisa menjadi bangsa yang memenangkan pertarungan di tingkat global,” kata Pramono.

Sementara Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kabudayaan (Mendikbud) mengatakan, Kebangkitan Nasional terjadi karena adanya orang-orang yang terdidik. “Pendidikan mengantarkan seseorang pada wawasan baru, perilaku baru, dan Indonesia perlu diingatkan bahwa pendidikan adalah kunci dari perubahan,” ujarnya.

Adapun Hanif Dhakiri Menteri Tenaga Kerja (Menaker) mengemukakan, kebangkitan nasional adalah momentum ngepoin bangsa, ngepoin Indonesia.

“Kepo terhadap negara itu aji, gak keren kalau kita nggak kepo terhadap masa lalu untuk tahu sejarah. Kita juga harus kepo terhadap masa depan kita agar kita tahu arah mau dibawa ke mana kapal bangsa ini mau dibawa ke masa depan,” kata Menaker.(jos/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
25o
Kurs