Minggu, 28 April 2024

Jadi Korban ILC, Sekeluarga Lapor Polisi

Laporan oleh Bruriy Susanto
Bagikan
Dari kiri : Diana Gunawan dan saudaranya Lienny Gunawan menunjukkan bukti pembayaran ILC. Foto : Bruriy suarasurabaya.net.

Lienny Gunawan, warga yang ditinggal di apartemen Waterplace, Surabaya, bersama dua saudara, Selasa (5/4/2016) malam, mendatangi kantor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya. Mereka melaporkan kasus dugaan penipuan yang dialaminya di salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yakni Internasional Language Center (ILC).

Menurut Lienny Gunawan, penipuan dilakukan ILC di kawasan Pakuwon Trade Center (PTC) berawal dari ketika berjalan-jalan di sekitar mall. Dirinya melihat ada sebuah lembaga kursus yakni ILC, mengenalkan ada promo untuk tujuh bahasa yaitu Korea, Mandarin, Inggris, Prancis, Arab, Jerman, dan Jepang.

Setelah itu, tertarik untuk mencobanya. “Awalnya saya ingin mencoba dua bulan saja. Karena, banyak promo dengam model paketan, akhirnya saya ambil paketan dengan tiga setengah tahun membayar biaya kursus sebesar Rp20 juta rupiah,” kata Lienny Gunawan, saat ditemui suarasurabaya.net di Polrestabes Surabaya, Selass (5/4/2016) malam.

Dari pembayaran tersebut, Lienny bersama saudaranya langsung melakukan registrasi. Kalau sudah membayar, agar bisa mengikuti kelas kursus di lembaga Internasional Language Center (ILC) yang ada di komplek PTC.

Saat registrasi, yang dilakukan bulan Maret tahun 2015 itu, dia mendapatkan bonus, mulai dari modul kursus belajar bahasa yang seperti diinginkan siswa, kemudian buku panduan.

Tapi, berjalannya waktu, memasuki bulan April, siswa yang mengikuti kursus mulai terus berkurang. Penyebabnya, banyak guru pengajar tidak masuk, waktu jam kursus sering berubah, dengan alasan karena itu fleksibel mudah diatur.

“Saat itu kita sudah mulai komplain. Tapi, tidak begitu banyak, jadinya waktu itu sebagian banyak yang cuek. Karena, dari kita masih menyadari, kalau saat itu masih lembaga kursus baru,” ujar dia.

Tapi, lama kelamaan, lembaga kursus tersebut banyak komplain dari siswa dan orang tua. Karena, pengajarnya juga sering ganti dan waktu juga sama seperti sebelumnya, berubah tanpa ada pemberitahuan.

“Akhirnya, saya juga mempertanyakan, ternyata sudah bangkrut tidak ada lagi pengajaran. Karena sepi, sehingga ada karyawan dari ILC juga diangkat untuk menjadi seorang marketing dan pengajar, untuk menjaga kantor, kalau ada yang nanya bahwa masih ada pengajaran kursus,” kata Lienny.

Secara terpisah Diana Gunawan mengaku, kalau yang menjadi korban tidak dirinya dan saudaranya saja. Tapi warga sekitar lokasi dekat lembaga kursus, rata-rata juga menjadi korban promo program ILC.

“Kebetulan ini tadi saat mendatangi kantor ILC, korbannya ada sekitar 20-30 orang. Mereka semua rata-rata juga sudah membayar dari Rp6 juta hingga Rp35 juta, karena ada paketan murah,” kata Diana. (bry/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
27o
Kurs