Rabu, 22 Mei 2024
Prepcom3 UN Habitat

Warga Kota Seperti Surabaya Harus Kumpulkan 12-13 Tahun Gaji Untuk Beli Rumah Layak

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Joan Clos, Sekjen UN Habitat ketika memaparkan kemampuan penduduk untuk membeli rumah, Selasa (26/7/2016). Foto : Taufik suarasurabaya.net

Warga kota dari negara-negara berkembang minimal harus mengumpulkan 12-13 tahun gaji hanya untuk mendapatkan satu rumah layak huni. Angka ini merupakan satu dari sekian data yang diungkap dalam Prepcom 3 UN Habitat III yang digelar di Grand City, Surabaya.

“Kita sudah melakukan survei di 200 kota dengan jumlah penduduk minimal 100 ribu,” kata Joan Clos, Sekjen UN Habitat, ketika ditemui di sela-sela Prepcom 3, Selasa (26/7/2016).

Menurut Clos, data ini juga menunjukkan jika hasil survei yang dilakukan Bank Dunia dimana kemampuan rata-rata masyarakat membeli rumah dalam masa tiga tahun gaji harus direvisi.

Menurut dia, saat ini hanya 13 persen saja penduduk yang mampu membeli rumah dalam masa tiga tahun gaji, sedangkan mayoritas warga harus mengumpulkan 12-13 tahun gajinya. “Di Indonesia rata-rata ya 12 tahun ini, yang dua tahun itu hanya negara-negara sosialis,” kata Joan Clos.

Dalam survei ini, rumah yang dimaksud adalah rumah yang memiliki akses jalan serta memiliki infrastruktur penunjang lainnya. Sementara rumah yang tak memiliki akses jalan tidak masuk dalam kategori yang disurvei.

Clos juga bilang, survei kali ini mengkategorikan rumah dalam empat model yaitu infromal housing atau rumah spontan dimana rumah-rumah ini biasanya tidak memiliki area publik.

Kemudian kategori kedua adalah public housing atau rumah semi layak; lantas provate multy atau biasa disebut juga sebagai family housing dimana di negara-negara maju biasa berbentuk kondominium; serta yang terakhir adalah private single atau rumah sangat layak.

Dari hasil kajian juga diketahui jika di negara-negara berkembang, rata-rata penduduknya tidak tertarik memiliki kondominium. “Meskipun tidak memiliki cukup uang, namun rata-rata warga masih tertarik membeli rumah yang memiliki tanah meskipun rumah tersebut tidak layak,” ujarnya.

Survei yang digelar di 200 kota ini juga menunjukkan jika rata-rata penduduk kota ternyata juga harus menyisihkan 58 persen gajinya hanya untuk menyewa rumah. “Sebanyak 30 persen penduduk harus menyisihkan 58 persen gajinya untuk menyewa rumah,” ujarnya.

Atas hasil ini, Sekjen UN Habitat juga telah merekomendasikan pada seluruh negara anggota PBB bisa merumuskan ulang dan menyusun strategi sehingga ketersediaan rumah layak bagi masyarakat bisa bertambah.

Sementara itu hingga petang ini Prepcom3 UN Habitat masih terus berlangsung dan untuk hari ini setidaknya ada 16 agenda atau masalah kota yang dibahas. (fik/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Rabu, 22 Mei 2024
27o
Kurs