Jumat, 17 Mei 2024

Waspadai Sejak Dini, Prostat Momok Bagi Pria Lansia

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Dr Syamsul Islam Kepala Bagian Penyakit Urologi RS Haji Surabaya. Foto: Jose Asmanu suarasurabaya.net

Dr Syamsul Islam Kepala Bagian Penyakit Urologi RS Haji Surabaya mengingatkan laki-laki yang memasuki usia 50 tahun agar mewaspadai gangguan prostat.

Penyakit yang bertumbuh secara alami ini, rentan dengan laki-laki berusia 50 tahun ke atas.

Kata dr. Syamsul Islam, meskipun prostat tidak termasuk penyakit berisiko tinggi seperti jantung tapi penyebarannya cukup luas dari kencing batu sampai gagal ginjal.

Dilihat presentasinyapun cukup tinggi di bidang penyakit urologi, prostat berada di urutan kedua setelah kencing batu.

Ditemui di RS Haji Surabaya, Rabu (20/4/2016), Syamsul Islam menyampaikan prostat ini berhubungan erat dengan faktor usia.

Penyebab pastinya belum tahu tapi hipotesanya atau dugaannya karena gangguan keseimbangan hormon.

Pada orang tua hormon androgennya turun estrogennya tetap. Perbandingannya jadi meningkat.

Ada teori aputukosis yakni pada orang usia tua, sel-sel prostat yang mati sedikit tapi tumbuh terus.” Artinya antara yang mati dan yang hidup itu tidak seimbang akibatnya prostatnya membesar,” kata dr Syamsul Islam.

Tanda-tanda orang yang terkena prostatumunya ada dua yakni gejala karena sumbatannya dan gejala karena iritasinya.

Gejalan sumbatan, biasanya kencingnya tidak tuntas, pancaran kencingnya melemah, kalau mau kencing keluarnya lama.

“Orang terkena prostat kalau kencing tidak cepat keluar karena butuh tenaga untuk mengejan,” kata ahli urologi RS Haji Surabaya ini.

Penyakit yang menjadi momok bagi laki-laki lansia, tidak bisa dicegah. Tapi pertumbuhannya bisa dihambat supaya tidak terlalu cepat.

Caranya hindari makanan atau minuman yang iritatif seperti kopi, soft drink, minuman beralkohol, makanan pedas.

Sebenarnya prostat ini tumbuh secara alami. Kalau orang laki-laki berusia 60 tahun, 60 persen kena. Usia 70 tahun 70 persen kena.

Cuma bebeda pada keluhannya, ada yang berat ada yang sedang dan ada yang ringan.

Kalau tergolong berat penderita yang sampai tidak bisa kencing dan harus dikateter. Bagi yang tergolong berat hanya ada satu tindakanya yakni dioperasi atau dikerok untuk mengeluarkan sumbatan.

Ahli urologi RS Haji Surabaya ini menyebut prostat dalam dua katagori yakni ganas dan biasa. Salah satunya baru diketahui melalui laboratorium patologi klinik setelah tindakan operasi. (jos/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
28o
Kurs