Jumat, 17 Mei 2024

Ini Narasi Besar Ekstremisme yang Beredar di Medsos Versi Jaringan GUSDURian

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Alissa Wahid Seknas Jaringan GUSDURian saat memberikan paparan mengenai hasil riset soal ekstremisme dan radikalisasi di Unair, Senin (16/1/2017). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Jaringan GUSDURian bersama International NGO Forum on Indonesian Development (Infid) melakukan kajian terhadap pola penyebaran pesan ekstrimisme atau radikalisasi agama di media sosial (medsos) yang dapat meruncingkan intoleransi antarumat beragama di Indonesia.

Alissa Wahid Seknas Jaringan GUSDURian di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unair menyatakan, hasil kajian dengan analisis framing dari berbagai kata kunci yang muncul di media sosial, menunjukkan adanya narasi atau gagasan besar ekstremisme.

“Gagasan atau narasi yang hampir sama, bahwa “kelompok kami ditindas, dizalimi, karena itu kita harus melawan.” Kalau gagasan ini menguat, maka konflik-konflik di ruang sosial itu juga akan jauh lebih besar,” ujarnya.

Riset bersama Jaringan GUSDURian dan Infid juga menemukan adanya provokasi yang beredar di media sosial, yang membawa pesan seperti: demokrasi akan melemahkan kelompok mayoritas di Indonesia.

“Padahal, Indonesia dibangun sebagai negara demokrasi. Ini kan tidak tepat,” katanya.

Hal inilah, kata Alissa, yang harus disikapi lebih bijak oleh negara. Menurutnya, harus ada strategi yang lebih dari hanya menyatakan bahwa “Islam itu Damai” atau “Indonesia itu damai.”

“Tapi dengan menemukan titik permasalahannya ada di mana, serta membuktikannya dengan fakta, bahwa Indonesia itu tidak begitu,” ujarnya.

Apalagi, saat ini Indonesia menjadi tolok ukur penerapan toleransi yang baik antarumat beragama secara global.

Namun Alissa menyebutkan, kecenderungan eksklusifitas dan ekstremisme, serta radikalisasi ini sedanh terjadi di berbagai tempat dan menjadi persoalan global.

“Bahan bakar utama sikap eksklusif kelompok ini adalah mayoritarianisme dan pupulisme: Karena kelompok mayoritas, saya harus punya hak lebih. Kelompok kecil harus dibatasi. Ini yang harus ditangani,” katanya.(den/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 17 Mei 2024
25o
Kurs