Jumat, 29 Maret 2024

Perjuangan Siswa SD ke Sekolah Menyeberangi Sungai

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi

Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, ada satu sekolah dasar yang karena letaknya terpencil, setiap hari para siswa harus menempuh jalan setapak, melewati tebing curam, dan menyeberangi sungai arus deras.

SD Negeri 1 Campoan, Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, berada di pegunungan dan terletak 40 Km dari Kota Situbondo.

Para pelajar SDN 1 Campoan ini terpaksa menyeberangi sungai selebar sekitar 10 meter dengan arus sangat deras, karena sungai merupakan akses jalan satu-satunya menuju sekolah, sedangkan akses lain harus memutar lebih jauh, yakni sekitar 3 kilometer.

“Sebenarnya takut terseret arus sungai, tapi bagaimana lagi tidak ada jalan lain untuk ke sekolah. Teman-teman semua memang berangkat bersama-sama dan saling membantu saat menyeberang sungai,” kata Nur Faizah, salah satu siswa seperti dilansir Antara.

Jembatan satu-satunya untuk menuju sekolah dasar itu tidak bisa digunakan lagi karena putus diterjang banjir bandang pada 2015. Sempat dibangun jembatan dengan berbahan bambu oleh masyarakat desa tapi beberapa kali hanyut akibat banjir.

Tidak heran seragam sekolah pelajar SD ini selalu basah karena terkena air. Dan tak heran pula seluruh siswa menggunakan sandal jepit pergi ke sekolah karena setiap hari pulang dan pergi menyeberang sungai.

Para pelajar SD tersebut saling membantu ketika menyeberang sungai, beberapa siswa kelas VI berusaha menggendong adik kelasnya menyeberang sungai.

Tak terkecuali guru sekolah, selain mengajar mereka juga mengawasi saat anak didiknya menyeberang sungai dan bahkan menggendong siswa yang masih kecil karena khawatir terbawa arus sungai.

Ahmad Faesoli salah seorang guru SDN 1 Campoan mengatakan jumlah siswa sekolah dasar itu keseluruhan 28 orang, mulai kelas I hingga kelas VI.

“Saya kasihan sama anak-anak setiap hari pergi dan pulang sekolah menyeberang sungai, kadang murid-murid saya mengeluh capek setelah sampai di sekolah,” katanya.

Ia bercerita, suatu ketika pernah ada kejadian seorang guru yang sedang menyeberang sungai terserat air yang tiba-tiba deras dan permukaannya naik, mirip seperti banjir bandang. Untunglah si guru bisa menyelamatkan diri meskipun sempat terseret sekitar 10 meter.

Selama ini, kata dia, para guru pengajar sekolah dasar dan kepala desa setempat sudah mengajukan kepada Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk membangun jembatan sebagai akses jalan anak-anak menuju ke sekolah.

Kandang sapi

Jalan setapak, tebing curam, dan sungai deras, seolah belum cukup membuat prihatin siswa dan guru SD tersebut. Tepat di depan ruang kelas sekolah, ada kandang sapi yang mengeluarkan bau tidak sedap, demikian pula kandang kambing di samping sekolah.

Rusman salah seorang wali murid SDN 1 Campoan mengaku sangat khawatir jika setiap hari putranya harus menyeberang sungai ke sekolah.

“Sungai seringkali airnya tiba-tiba tinggi dan bisa saja banjir bandang saat musim hujan,” katanya.

Hanya sebagian kecil wali murid sekolah dasar itu, yang mengantarkan putra dan putrinya ke sekolah, sedangkan sebagian besar wali murid lainnya memasrahkan kepada guru sekolah.

Beberapa guru sekolah membagi tugas atau piket untuk berjaga di sekitar sungai pada pagi hari saat anak didiknya berangkat ke sekolah dan menyeberang sungai.

Mereka berharap pemerintah kabupaten untuk segera membangun jembatan. Selain itu juga akses jalan setapak yang biasa dilewati pelajar SD setempat juga perlu diperbaiki karena licin saat hujan dan khawatir mereka terpeleset dan jatuh ke sungai. (ant/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
27o
Kurs